Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) mengkaji mellui aspek hidrografi rencana lokasi penempatan mobile tanker pertamina di kawasan perairan Natuna, Kepulauan Riau.
Jakarta, KP-Mobile tanker tersebut akan dipergunakan untuk menyuplai kebutuhan BBM para nelayan di kawasan Natuna melalui program Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) untuk memajukan potensi sektor kelautan dan perikanan khususnya di pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan, yang pada akhirnya dapat menyejahterakan masyarakat dan juga ekonomi wilayah tersebut.
Hal tersebut merupakan pokok bahasan dalam rapat teknis yang digelar Pushidrosal dengan mengundang stakeholder terkait di Pushidrosal, Ancol Timur, Jakarta Utara. Senin (11/2). Hadir dalam rapat tersebut di antaranya perwakilan dari Kemenlu, Ditjen Hubla Kemenhub, KKP, Kejaksaan Agung, Pertamina, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau dan Kalimantan Barat, Pemkab Natuna, Mabes TNI AL serta Koarmada I.
Kapushidrosal Laksda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H menyampaikan pentingnya pengkajian aspek Hidrografi dalam melakukan penentuan Rencana Pemilihan Lokasi Penempatan Kapal Tanker di Natuna. Hal ini dilakukan sebagai tindakan preventif dalam hal keselamatan pelayaran, serta menimbang aspek tata ruang wilayah perairan di Natuna.
Pushidrosal sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan oleh International Hydrographic Organization (IHO) S-4, bahwa Lembaga Hidrografi yang ada pada suatu negara mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pemetaan seluruh wilayah perairan yang ada di Indonesia.
Pemilihan lokasi penempatan kapal tanker di Natuna dengan maksud untuk memetakan wilayah yang tepat untuk Lego Jangkar agar tidak mengganggu keselamatan pelayaran, tata ruang wilayah perairan, instalasi vital di bawah laut serta faktor ekonomis.
Terkait dengan hal itu, Pushidrosal telah melakukan langkah awal dalam Pemilihan Lokasi Penempatan Kapal Tanker di Natuna dengan memilih 3 lokasi yaitu; yang pertama di selatan Pulau Laut dengan kondisi antara lain; kedalaman 20-36 m, dasar laut lumpur, pasir, dan kerang, kemudian yang kedua, di Timur Pelabuhan Penagi dengan kedalaman 32-48 meter dengan dasar pasir dan kerang, serta yang ketiga di utara Pelabuhan Tarempa dengan kedalaman 32-48 meter dengan dasar laut lumpur.
Kajian Pushidrosal, dari ketiga alternatif tersebut Pushidrosal menyarankan lokasi penempatan mobile tanker di Selatan Pulau Laut, dengan pertimbangan di antaranya berada di center dari ZEEI dengan jarak relatif sama ke arah Barat-Utara dan Timur sehingga memudahkan operasional kapal perikanan di perairan ZEEI Laut Natuna Utara. Area lego jangkar pada daerah tersebut juga terlindung oleh Pulau Laut dan substrat dasar lumpur pasir.(yan)