Jepara, 22 April 2021, Jumpa Pers Perkembangan Penanganan Covid 19 di Kabupaten Jepara. Jumpa pers dilaksanakan di ruang rapat Mall Pelayanan Publik Gedung OPD Bersama Pendopo Kabupaten Jepara.
Acara tersebut dimulai pukul 10.30 dan dihadiri Kadiskominfo Arif Darmawan. Kepala DKK Mudrikatun, Mkes. MH dan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Muh Ali dan jajaran kabid DiskominfoJepara.
Selain tentang perkembangan penanganan covid. Jumpa pers ini juga untuk antisipasi gelombang ledakan covid 19 di Jepara. Yaitu dengan selalu mengkampanyekan prokes kepada masyarakat.
Hal ini dilakukan karena melihat perkembangan gelombang ketiga covid yang melanda beberapa negara terutama di India. Gelombang ledakan covid ini agar tidak terjadi di Indonesia khususnya di Jepara. Hal ini terjadi diIdia karena upacara keagamaan dan kerumunan.
Terkait hal tersebut dan karena saat ini bulan Ramadan, sebentar lagi lebaran yang dipastikan adanya budaya mudik dan saling silaturahmi saat lebaran. Dikawatirkan akan terjadi ledakan atau gelombang Covid 19 .. Seperti duungkapkan Arif Darmawan saat jumpa pers. “Budaya mudik dan saling silaturahmi antar warga atau istilahnya di Jepara” unjung”, yang bisa memicu peningkatan penyebaran covid”, ungkapnya.
Sementara itu Mudrikatun menjelaskan ada penurunan jumlah pasien covid di Jepara, “Ada penurunan jumlah pasien covid, 3,37% dan peningkatan tingkat kesembuhan 90,28% tetapi tingkat kematian masih di atas 6% yaitu 6,35%. Harusnya di bawah 5%. Penurunan pasien covid ini jangan sampai membuat kita lengah,” ungkao kepala DKK Jepara yang sering dipanggil Ika ini.
Tentang pengambilan paksa jenazah pasien covid di salah satu rumah sakit di Jepara oleh keluarga pasien. Dijelaskan bahwa keluarga pasien tidak menerima penanganan jenazah yang hanya dimandikan dengan tayamum saja.
Hal ini terjadi karena sarana dan prasarana rumah sakit belum mempunyai alat untuk memandikan jenazah sesuai protokol covid. Tetapi sudah dirujuk ke rumah sakit lain yang sudah mempunyai alat tersebut. Tetapi keluarga pasien tetap tidak mau.
“Hal ini terjadi karena baru satu rumah sakit dari enam rumah sakit rujukan covid di Jepara hanya PKU Muhammadiyah Mayong yang sudah mempunyai alat untuk memandikan jenazah terpapar covid. Tetapi besok (hari ini red) RSU Kartini juga sudah siap”, ungkapnya.
Disisi lain juru bicara GTPP Covid 19 Jepara mengatakan untuk mencegah penyebaran Covid . Menghimbau kepada masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan terutama menghindari kerumunan. “Karena itu kita akan usulkan kepada bupati untuk menutup tempat wisata meskipun dari pusat diijinkan buka. Tetapi keputusan tetap ada di kepala daerah”, ungkap Muh Ali.
Untuk posko kesehatan pemudik, DKK sudah berkoordinasi dengan polres meskipun sudah ada larangan mudik oleh pemerintah pusat. ” Kita akan siapkan seluruh puskesmas untuk buka 24,jam. Terutama puskesmas yang di lewati jalur pemudik. Jika hal ini diperlukan”, kata Mudrikatun lagi.
Semua hal tersebut akan percuma jika kita tidak mematuhi Prokes dari 3M yang sekarang menyadi 5M yaitu, Memakai masker,Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir,Menjaga jarak,Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi. Kata Mudrikatun lagi. “Obat Covid yang paling mujarab adalah mentaati prokes meskipun kita sudah divaksinasi”, tambah Arif Darmawan. (Didik/dohand)