Peran Perempuan Lintas Generasi untuk Indonesia Maju

Jakarta, Koranpelita.com

Perempuan memiliki peran penting dalam menentukan arah kehidupan bangsa, baik di masa lampau saat berjuang merebut kemerdekaan, maupun di masa kini dalam mengisi kemerdekaan serta pembangunan bangsa. Perempuan Indonesia telah menunjukan kontribusi nyatanya dari generasi ke generasi untuk memajukan bangsa.

“Perempuan berperan besar dalam menentukan arah kehidupan bangsa, hal ini terbukti di lintas generasi. Dengan perannya masing-masing, mereka memaksimalkan dan membagikan potensi terbaiknya kepada keluarga, anak-anak, maupun masyarakat di sekitarnya untuk berkontribusi memajukan bangsa ini,” ungkap Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga dalam Webinar 3 Generasi sebagai bagian dari rangkaian Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-92 tahun 2020 dan merupakan kerjasama antara Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).

Tonggak perjuangan perempuan ditandai dengan peristiwa bersatunya kaum perempuan dari 97 organisasi dalam Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta. Pertemuan tersebut bertujuan untuk menyuarakan hak dan cita-cita perempuan Indonesia. Peristiwa sejarah ini kemudian mendasari Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu sebagai Hari Nasional pada 1959 juga bertepatan dengan Kongres Perempuan III yang berhasil membentuk gabungan seluruh organisasi perempuan di Indonesia. Sehingga jelas bahwa Peringatan Hari Ibu (PHI) bukan lah Mother’s Day melainkan wujud kongkrit peran perempuan dalam merebut kemerdekaan.

Peran penting para perempuan yang tergabung dalam wadah organisasi menjadi bagian dari pergerakan nasional untuk mendapatkan kehidupan lebih layak bagi kaum dan bangsanya, serta lepas dari belenggu penjajahan. Perjalanan panjang dalam mempertahankan kemerdekaan tersebut, bukanlah pekerjaan mudah. Perempuan ikut berperan nyata, mulai dari menjadi tentara perempuan pada agresi militer di awal kemerdekan, bekerja sebagai tenaga medis, membuka dapur umum, menjadi penulis dan politikus untuk menyalurkan pendapatnya, hingga menjadi ibu rumah tangga yang menjaga keluarganya. Perjuangan mereka pun masih terasa nyata hingga saat ini.

“Begitu pula di masa modern ini, peran perempuan tidak terhenti begitu saja, mereka bahkan tetap menjadi sentral di berbagai sektor kehidupan. Peran perempuan tetap lestari dari generasi ke generasi bagi bangsa ini. Dalam sektor ekonomi dan ketenagakerjaan misalnya, perempuan telah menyumbangkan pendapatan cukup besar bagi negara, baik melalui sektor formal dan informal, di antaranya sebagai pekerja migran, pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), bahkan perempuan tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan di masa pandemi Covid-19. Perempuan yang berdaya secara ekonomi, tidak hanya menjadi pejuang ekonomi bagi keluarganya, tetapi juga bagi bangsa,” ujarnya.

Pada sisi pendidikan dan pengasuhan anak, meskipun ayah dan ibu memiliki kewajiban bersama, tidak dapat dipungkiri bahwa ada aspek-aspek penting yang hanya dapat dipenuhi perempuan. “Ibu yang cerdas, sejahtera, dan berdaya akan mampu memenuhi gizi yang seimbang dan mengawal pemenuhan hak anak sehingga kebutuhan tumbuh kembangnya dapat berjalan optimal. Ini bertujuan demi mewujudkan generasi masa depan bangsa yang berkualitas. Ibu dan ayah merupakan role model pertama dan utama bagi anak. Untuk itu, nilai-nilai kebangsaan perlu ditanamkan sejak dini, sehingga anak dapat tumbuh dengan memahami bahwa peran dan perjuangannya dibutuhkan masyarakat luas,” tambahnya.

Di segi sosial, perempuan selalu mampu membawa perubahan sosial yang masif, seperti aktif dalam kegiatan di lingkungan; mampu membaur di tengah masyarakat, serta melakukan advokasi bagi orang banyak. Untuk itu, perempuan berperan penting dalam mencegah dan menangani penyebaran Covid-19 dalam klaster keluarga, di antaranya dengan menerapkan dan menyosialisasikan protokol kesehatan keluarga secara masif kepada keluarga dan masyarakat.

Pada acara ini, Sjamsiah Ahmad mengungkapkan pentingnya peran serta generasi muda untuk memahami dan melanjutkan pencapaian tujuan pergerakan perjuangan perempuan di masa lampu, dengan memperhatikan aspek positif maupun negatif dari laju globalisasi. Hal ini bertujuan untuk membangun dan memelihara bangsa ini melalui kemitraan yang setara, adil dan tulus dengan kaum laki-laki.

Ketua Umum Kowani, Giwo Rubiyanto menekankan pentingnya meluruskan makna bahwa Hari Ibu bukanlah mother’s day kepada para generasi muda. “Peringatan Hari Ibu bertujuan untuk memaknai perjuangan pergerakkan perempuan Indonesia dalam melepaskan belenggu dari penjajahan dan meraih kemerdekaan. Mari bersama memaknai momentum ini dengan mengimplementasikan hasil perjuangan ibu bangsa di masa lalu untuk saling mengerti, menghargai, dan menciptakan keselarasan di antara generasi dengan generasi berikutnya, serta mengiatkan peran penting perempuan tidak hanya dalam menjalankan kodratnya, tapi juga berkontribusi langsung dalam pembangunan demi memajukan bangsa,” terang Giwo. (D)

 

About redaksi

Check Also

PNS Kodiklatal Surabaya Gelar Aksi Donor Darah dalam Rangka HUT KORPRI ke-53 Tahun 2024

Surabaya, koranpelita.com Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) ke-53 Tahun 2024, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca