NTT, Koranpelita.com
Anggota Satgas Pamtas RI – RDTL Sektor Barat Yonif Mekanis 741/GN mengevakuasi seorang warga Dusun Netemnanu Utara, NTT, yang sakit dan tidak bisa berjalan untuk diobati di Pos Oepoli Tengah.
Hal Tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas RI – RDTL Yonif Mekanis 741/GN Mayor Inf Hendra Saputra, S.Sos., M.M., M.I.Pol., dalam rilis tertulisnya, Rabu (17/4).
Hendra mengungkapkan bahwa warga tersebut bernama Keris Skaus (32 thn) yang tinggal di di Dusun Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT.
Dia (Keris Skaus), ujar Hendra, di evakuasi anggotanya karena adanya laporan dari seorang perempuan bernama Anastasia kefi (27 thn) yang merupakan Istri dari Keris meminta bantuan untuk diberi pengobatan lantaran suaminya sakit dibagian kaki dan tidak bisa berjalan.
“Saudara Keris Skaus kita evakuasi menyusul adanya laporan dari Istrinya bahwa suaminya sakit dan tidak bisa berjalan,” katanya.
Atas dasar laporan tersebut, jelas Hendra, Bakes Kipur II Satgas Pamtas Yonif Mekanis 741/GN yaitu Serda Hamdi Afifus Sulton beserta empat orang aggotanya yakni Kopda Agus Arsul Sani, Pratu Priyo Utomo, Prada Edi Suprapto dan Pratu Syafruddin langsung menuju ke tempat tinggal Keris Skau di Dusun Netemnanu utara yang berjarak sekitar 400 Meter dari Pos Oepoli Tengah.
“Lima orang anggota Pos Oepoli Tengah yang dipimpin Bintara Kesehatan, Serda Hamdi tanpa berpikir panjang langsung menuju ke rumah saudara Keris Skaus,” tuturnya.
Keris Skaus pun di evakuasi anggota Satgas dengan cara menggendongnya ke Pos Oepoli Tengah untuk diberikan pengobatan oleh Tim Kesehatan Pos Oepoli Tengah.
Menurut pengakuan Keris yang keseharinnya bekerja sebagai penjaga sawah, kata Hendra, kaki di bagian tumit sebelah kanannya sakit akibat terkena kayu pada malam hari ketika dia sedang mengejar sapi yang masuk ke sawahnya.
“Tumit sebelah kanan sakit, akibat terkena kayu saat mengejar sapi di malam hari yang masuk ke sawah yang di jaganya,” katanya.
Hendra pun menjelaskan bahwa kebanyakan warga masyarakat di daerah perbatasan masih kurangnya kepedulian akan kesehatan baik lingkungan maupun pribadi.
“Kebanyakan dari masyarakat perbatasan masih menganggap remeh penyakit, sehingga banyak dari mereka pergi berobat bila penyakit sudah dalam kondisi yang mulai parah,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi hal itu, papar Hendra, dirinya memerintahkan jajarannya untuk selalu monitor kondisi masyarakat di daerah binaannya.(AY)