Jakarta, Koranpelita.com
Ketika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpamitan dengan warga Pulau Sabira, Kepulauan Seribu, kemarin, penuh haru.
“Kami berpamitan. Erat pelukan mereka, pelukan kami. Seakan saudara dekat yang akan berpisah. Jabat tangan tanpa henti. Selalu ada yang tiba-tiba menyeruak diantara kerumunan hanya untuk memeluk erat, amat erat. Sebuah kehangatan, sebuah ungkapan persaudaran sebangsa,” kata Anies Baswedan di laman media sosialnya.
Menurut Anies, pulang dari Pulau Sabira kembali ke daratan Jakarta. Kami melangkah naik ke kapal. Walau sudah berdiri di dek kapal, tetap saja bergantian tangan mereka menjulur untuk bersalaman, sambil ucapkan harap, “kembali lagi ya Bu, kembali ya Pak.”
Di tepian dermaga, seratusan warga berdiri tak bergerak, memandang ke arah kapal kami, dan lambaian tangan mereka bergerak tanpa henti. Begitu juga kami, seakan tak ingin berhenti. Itulah suasana pamitan di Pulau Sabira siang ini.
“Kapal kami perlahan menjauh dari dermaga. Saya pandang satu-persatu: ada ketua RW, guru, tenaga kesehatan, ustadz, nelayan, ibu rumah tangga, petugas kebersihan, dll. Semua berdiri di dermaga. Itu wajah warga Ibukota di kawasan terdepan wilayah Ibukota,” tukasnya.
Mereka menuturkan bahwa selama 30 tahun tidak ada Gubernur yang Kunjungan kerja di Pulau Sabira. Gubernur yang terakhir kesini adalah Gubernur Wiyogo Atmodarminto pada tahun 1989. Sejak itu mereka selalu menanti dan mengharap. Tak aneh, saat kami datang seakan seluruh warga pulau berdiri di depan dermaga. Semua tumpah di dermaga, menyambut dengan kehangatan yang memancar luar biasa.
“Kampung mereka kecil dan sederhana, lokasi mereka di seberang laut, ukuran ekonomi mereka juga sederhana tapi lihatlah mereka sebagai saudara sebangsa. Hati mereka besar, kehangatan mereka tak berbatas dan jarak hati kita amat dekat. Ikatan saudara sebangsa, itulah simpul erat penyambung kami semua siang ini,” tulisnya. (esa)
#ABW