SELAIN diplomasi, salah satu tugas lain dari Kodutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) adalah melakukan promosi di mancanegara. Seperti yang diselenggarakan Duta Besar Indonesia di Swedia, Bagas Hapsoro. Selama dua hari, Minggu dan Senin kemarin, Taman Stockholm, Swedia disulap menjadi “Kampung Indonesia.”
Aktris papan atas Ayu Azhari dan rekan bersama putrinya Isabelle Tramp dipercayakan mengisi acara promisi budaya Indonesia di Taman Stockholm itu. Responnya cukup besar, selain warga Negara Indonesia yang memang sudah kenal budayanya, wisatwan asing pun justru lebih ingin mengenal Indoneasia lebih dalam.
Tidak ketinggalan penyanyi rock awal tahun 80-an Euis Darliah, yang melambung melalui lagu “Apa Apanya Dong” itu, pun ikut menyemarakkan event “Kampung Indonesia” tersebut. Tumpah ruah warga Indonesia dan wisatawan Eropa itu, berbaur menyaksikan berbagai hiburan dan produk-produk lokal Indonesia yang ditampilkan.
Lagu-lagu dangdud yang fenomenal yang dinyanyikan Ayu Azhari bersama Euis Darliah, membuat para pengunjung bergoyang. Ayu sepontanitas menerjemahkan fenomena music dangdut itu dalam bahasa Ingris, “just like having your good meal without salt… para wisatawan itu pun bertepuk tangan. “Musik dangdu bagus sekali,” ujar mereka.
Selain nonton musik, sda juga diantara mereka yang menonton gamelan dan pertunjukkan produk budaya Indonesia lainnya seperti kain tenun Nagakeo dari Flortes beserta lagu-lagunya yang riang, seprti lagu “Nusa Bunga.” Gaun Nagakeo yang dikenakkan Ayu Azhari mendapat perhatian luar biasa besar dari wisatawan asing.
Peragaan busana menjadi sajian paling menarik banyak penonton selain musik. Sayangnya, kakak Ayu Azhari, Suleiman Athik tidak bisa ikut dalam fashion show tradisional Indonesia di “Kampung Indonesia” itu. Sebagai pengantinya adalah putri Ayu Azhari yaitu Isabel Tramp yang memang juga hobi berlenggak-lengok di catwalk.
Beberapa koleksi Isabel ditampilkan dalam acara itu. Kesemuanya ethnic dan konsepnya pas untuk summer di stockholm. Tidak sia sia, , laris manis deh. Alhamdulillah, ujar Ayu Azhari seraya menambahkan, bisa membuka pasar baru untuk usaha kecel menengah (UKM), mulai dari pengrajin batik dan jumputan.
“Semua kami perkenalkan, mulai dari kualitas batik tulis berbahan sutera, mau pun cetak dan print yang buat sehari-hari dengan harga terjangkau, ujar dia. Wonderful Indonesia , Isabel Tramp dapat booth untuk memperkenalkan busana koleksinya. Masya Allah belum lagi acara selesai, semua koleksinya sudah habis terjual.
Ayu mengaku sangat surprise atas prakarsa KBRI Swedia di pusat kota atau Taman Raja Kunsgarden yang ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai negara Eropa itu. “Upata Duta Besar Swedia, Pak Bagas Hapsoro ini sangat efektif untuk promosi budaya indonesia dengan panggung yang standard “wah” untuk para seniman yang tampil.
Ayu mengatakan akan lebih giat lagi melalui Azhari foundation yang didirikannya, bekerjasama dengan komunitas yang memberdayakan orang-orang berkebutuhan khusus yang tidak bisa diterima bekerja, untuk menciptakan handcraft septi kalung/perhiasan dari bahan bekas dengan hasil bisa laris dijual.
“Saya sudah melihat budaya orang asing yang suka menolong orang yang butuh bantuan. Mereka akan beli produk-produk orang-orang yang berkebutuhkan khusus itu, dan begitu dibeli langsung dipakai. Peluang ini akan saya manfaatkan betul untuk mengangkat martabat orang orang yang berkebutuhan khusus itu,” papar Ayu Azhari.
Alhamdulillah evet Kampung Indonesia di Swedia sukses beasr. “Saya juga berteimkasih kepada Bapak Embu dan Ibu Selviana dari Flores, kebaya ciptaannya yang saya kenakan selama event banyak diminati orang, tapi sayangnya tidak dijual, karena cuma satu. Saya pakai. “Pokoknya, kita harus kreatif pasarnya sudah ada. Bahkan pasar kuliner pun juga sudah ada di mancanegara,” pungkas Ayu Azhari. (kh)