Subang, Koranpelita.com
PesantrenPegelaran Tiga memiliki nilai historis. KH Muhyiddin mendirikan pesantren di Cisalak, Subang tahun 1962.
Sebelumnya mendirikan Pesantren Pagelaran Pertama tahun 1918 di Tanjungsiang, Subang. Dilanjutkan pembangunan Pesantren Pagelaran Dua tahun 1952 di Kaum, Sumedang.
Sinergitas pesantren di beberapa kota seperti Bekasi, Karawang, Subang dan Sumedang. Kegiatan berlangsung Kamis 20 Juni 2019.
Pesantren Pagelaran yang tersebar di sejumlah kota di Jawa Barat banyak berkontribusi bagi pembangunan bangsanya.
Melalui upaya mencerdaskan masyarakat dan anak-anak bangsa, pesantren turut membantu mewujudkan pembangunan bangsa Indonesia.
Pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat. Harapannya pesantren menjadi ladang pengabdiannya. Membangun manusia cerdas, berakhlak mulia. Dengan demikian akan terwujud manusia Indonesia yang berkarakter, berbudi luhur dan berkepribadian kuat.
Pesantren Pagelaran mengedepankan empat keunggulan yakni modal keagamaan, modal akademik, modal sosial dan modal kepemimpinan.
Pesantren yang memadukan kurikulum salafiyah berbasis kitab salaf dengan kurikulum modern. Selama berpuluh tahun menyelenggarakan pendidikan dan dakwah, pesantren menghasilkan sejumlah alumni yang berhasil di berbagai bidang kehidupan.
Penguasaan berbagai bidang ilmu, memungkinkan santri mampu terjun di masyarakat. Mengembangkan diri dan memajukan masyarakatnya.
Pesantren yang selama ini terpinggirkan, perlahan tapi pasti mulai berperan aktif dalam pembangunan masyarakat dan bangsanya.
Putra-putri terbaik dari pesantren tampil memimpin di berbagai lapisan masyarakat. Di pemeintahan, di swasta bahkan sampai tingkat nasional dan internasional
Jawa Barat di bawah kepemimpinan HM Ridwan Kamil yang berakar dari pesantren, berusaha mewujudkan janjinya untuk membangun Jabar Juara lahir dan batin.
Jawa Barat tengah berusaha menghasilkan Peraturan Daerah yang mengatur pendidikan keagamaan. Di dalamnya ada pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan Madrasah Diniyah Takmiliyah, Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah.
Tidak ketinggalan masjid, musholla dan majlis taklim. Semuanya menjadi bagian upaya mencerdaskan masyarakat dan seluruh komponen bangsa Indonesia. (djo)