Surabaya, Koranpelita.com
Wakil Gubernur Akademi Angkatan Laut (Wagub AAL) Brigjen TNI (Mar) Endi Supardi, S.E. menerima kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dalam Kabinet Kerja 2014 sd. 2019 Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc. beserta kepala Upt Musium Mpu Tantular Drs. Edi Irianto, M.M., komunitas jejak langkah sejarah dan para komunitas sejarawan di gedung R. Soebijakto, Mako Akademi Angkatan Laut, Bumimoro, Surabaya, Senin (17/1).
Kunjungan kerja ini, dalam rangka untuk membahas mengenai rencana pengembangan museum dan anjungan Halong yang berada di komplek Akademi Angkatan Laut, untuk dijadikan destinasi pariwisata dan tempat dilaksanakannya water sport internasional.
Menurut rencana, kedepan juga akan diadakan pengerukan di pantai Halong, sehingga dapat sebagai tempat dari beberapa kapal perang yang telah purna tugas, guna menjadi museum atas air, atau sebagai monumen sejarah TNI AL, yang saat ini masih sangat terbatas.
Kondisi pantai nantinya, juga dapat dibangun dermaga sebagai tempat sandar KAL Kadet dan kapal latih Taruna KRI Dewaruci. Selain itu, dapat sebagai pengembangan bisnis maritim yang bersinergi dengan stakeholder industri jasa maritim.
Dalam pembahasan, juga direncanakan akan diadakan angkutan bis wisata yang dibuka secara umum, untuk masuk ke Akademi Angkatan Laut, yang selanjutnya pergi kunjungan ke tempat-tempat wisata lain dan museum yang ada di sekitar wilayah Surabaya.
Kegiatan selanjutnya, rombongan tamu melaksanakan peninjauan ke pantai Halong AAL dan Museum Loka Jala Crana AAL.
Setibanya di Museum Loka Jala Crana AAL, Bapak Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc., para komunitas sejarawan serta sejumlah pejabat dari kedinasan budaya dan pariwisata Pemprof Jatim diterima Gubernur AAL Laksamana Muda TNI Edi Sucipto, S.E. M.M.
Dalam kunjungan tersebut, Bapak Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc. sangat apresiasi dengan rencana pengembangan destinasi wisata, museum dan water sport international.
“Saya berharap, agar masing-masing terkait untuk saling bekerja sama dan serius guna menunjang hal tersebut bisa terwujud sesuai dengan harapan.”
Sementara itu, Kabagmus AAL Letkol Laut (KH) Suhendra, S.Ag. mengatakan, pada mulanya museum AAL ini bernama Museum Akabri Bagian Laut, yang didirikan pada tanggal 19 September 1969 dan diresmikan oleh lbu R. Moelyadi, istri Panglima Angkatan Laut Laksamana R. Moelyadi.
Awalnya museum ini, sebagai media pembelajaran sejarah, namun seiring dengan perjalanan waktu pada tanggal 10 Juli 1973 museum berganti nama menjadi Museum TNI AL, Ialu pada tanggal 6 Oktober 1979 namanya diganti menjadi Museum Loka Jala Crana.
“Keberadaan museum Loka Jala Crana untuk menunjang ilmu pengetahuan kelautan dan kebaharian bagi para Taruna AAL serta siswa-siswi sekolah dari Surabaya maupun dari luar kota yang berkunjung”, kata Kabagmus AAL.
Kabagmus juga menjelaskan, banyak prestasi yang telah diperoleh museum ini, diantaranya juara 2 kebersihan dan juara 2 kenyamanan dan keramahan tingkat Jawa Timur.
Dengan adanya rencana pengembangan museum di kompleks AAL, tentunya akan menambah kasanah destinasi wisata di Surabaya dan Jawa Timur.
Saat ini, museum Loka Jala Crana sudah dilengkapi Planetarium, dimana pengunjung bisa melihat simulasi pergerakan dan letak rasi bintang serta benda-benda langit di malam hari.
Hadir pada acara tersebut, Seklem AAL Kolonel Laut (P) Yoos Suryono Hadi, M.Tr (Han), Dirpers AAL Kolonel Laut (KH/W) Tresna Kusumawati, S.Pd., M.A.P., Dirlog AAL Kolonel Laut (T) Josep Wildan, S.T., Kabag Museum AAL Letkol Laut (KH) Suhendra, S.Ag. dan para pendukung dari AAL.(ay)