Surakarta,koranpelita.com
Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jawa Tengah, memuji langkah Pemprov Jawa Tengah dan BI yang ikut membuka jalan ekspor ke Belgia bagi UKM. Langkah ini dipandang sebagai terobosan, di tengah harga sewa kontainer yang mahal.
Wakil Ketua Umum Bidang Kajian Regulasi, Sertifikasi dan Advokasi Asmindo Robert Wijaya mengatakan, produk yang akan dikirim di antaranya furnitur. Antara lain, home decor dan interior.
“Insyallah, minggu depan barangnya berangkat. Pamerannya mungkin Oktober. Yang akan dikirim utamanya furnitur home decor interior. Kontainer yang akan dikirim itu adalah 1×40 feet, nilainya kira-kira USD 40 ribu,” tuturnya, pada diskusi menyangkut furnitur di acara UKM Virtual Expo, Minggu (19/9/2021).
Menurutnya, langkah ini tak lepas dari dukungan semua pihak. Diantaranya KADIN, Bank Indonesia dan perusahaan swasta di Belgia serta Dinas Koperasi dan UKM Jateng. Adapun, pembiayaan untuk pengiriman kontainer ke luar negeri, ditanggung oleh Bank Indonesia.
Asmindo sendiri, terlibat dalam mempersiapkan perajin-perajin kayu, untuk menyiapkan standar harga, kualitas dan kurasi karya.
“Melihat upaya yang dilakukan Pemprov Jateng, bagaimana terobosan untuk UKM nya, saya pikir Dinas Koperasi UKM Jateng menurut saya pahlawan UKM ya. Luar biasa,” ujarnya.
Terkait kenaikan harga kontainer, Robert berharap, pemerintah juga ikut campur lebih dalam. Sebab, saat ini tren permintaan barang furnitur dari luar negeri cukup tinggi.
Wakil ketua umum Asmindo bidang organisasi dan hubungan antar lembaga David Wijaya mengatakan, produk furnitur Jateng menjadi penyokong produk di Indonesia. Menurutnya, model bisnis kayu di Jawa Tengah banyak disokong oleh perajin.
“Jateng jadi sentra industri mebel nasional. Terutama produk orisinal dari Jateng. Model bisnisnya disupport oleh perajin di Jawa Tengah jarang yang full manufacture, perusahaan besar dari log sampai kontainer itu dalam satu lokasi,” paparnya.
Oleh karenanya, pihaknya sangat mendukung jika nanti Pemprov Jateng membentuk factory sharing. Hal itu menurutnya, akan memperkuat kualitas perajin kecil.
“Factory Sharing usulan kegiatan kita yang ditangkap oleh pemerintah untuk memperkuat sentra industri kerajinan. Kita harapkan suplai bahan baku tertata kontinuitas terjaga. Kalau kita punya ini penyediaan bahan baku mulai dari log dan komponen sudah tersedia. Sampai ada upgrade terhadap sumberdaya yang ada,” pungkas David.(sup)