Rhode Island, Koranpelita.com
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono, S.E., M.M., mewakili Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., menjadi salah satu pembicara/panelis pada kegiatan 24th International Seapower Symposium (ISS) yang dilaksanakan di Newport, Rhode Island, Amerika Serikat pada tanggal 14 sampai 17 September 2021.
Kegiatan dua tahunan yang mengusung tema “International Security Implications of Climate Change” dan telah digelar sejak 1969 ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama maritim baik di tingkat regional dan global dengan menyatukan pandangan para pemimpin Angkatan Laut dan akademisi terkemuka di dunia dengan saling berdiskusi bertukar pemikiran dan pengalaman.
Dihadapan 103 peserta yang hadir secara langsung merupakan para pemimpin tertinggi Angkatan Laut dari seluruh dunia dan 30 peserta yang mengikuti secara vicon, Wakasal menyampaikan materi simposium tentang dampak perubahan fisik dan sosial yang terkait dengan perubahan iklim dalam domain maritim dan menyoroti pentingnya kemitraan regional dan global untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Dalam paparannya Laksdya TNI Ahmadi Heri Purwono juga menyampaikan tiga strategi yang dapat di ambil guna menghadapi tantangan perubahan iklim ke depan oleh para pemimpin Angkatan Laut dunia yaitu dengan melaksanakan mitigasi, adaptasi dan kolaborasi yang tentu saja disesuaikan dan dikembangkan dengan kondisi negara masing-masing. Penyesuaian ini diharapkan juga dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini.
Keikutsertaan TNI AL terutama peran aktif Wakasal sebagai pembicara dalam forum internasional tersebut menunjukan komitmen dalam melaksanakan salah satu perannya yang diamanatkan oleh Undang-Undang yaitu melaksanakan diplomasi Angkatan Laut atau Naval Diplomacy.
“Kegiatan ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi TNI AL untuk menunjukan peran aktifnya dan memberikan kontribusi kepada masyarakat internasional tentang bagaimana cara pandang kita, berbagi ide dan pengalaman terhadap suatu permasalahan. Hal ini merupakan salah satu cara kita untuk berdiplomasi”, jelas Wakasal.(ay)