Hajatan Syawalan dan nonton wayang, yang digelar Koperasi Konsumsi Nasional Kulon Progo Sejahtera, di Anjungan Jogja, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), kemarin, selesai dengan baik. Semua Bahagia.
Dan, yang paling utama, protokol Kesehatan dijalankan dengan sangat rapi. Semua sudah menyadari dan dengan sendirinya, menjaga jarak. Masker juga tidak pernah dibuka. Sementara itu di setiap sudut, ada cairan handsanitizer.
Warga Kulon Progo di perantauan terlihat guyup, rukun, dan penuh kekeluargaan. Sesekali, saling merapat dan masker dibuka sesaat, ketika ada kamera sedang mengarah untuk mengabadikan kebersamaan. Selebihnya, Prokes.
“Alhamdulilah, berjalan lancar, sukses, karena didukung oleh semuanya. Tokoh-tokoh yang diundang rawuh semua. Yang nonton lewat streaming juga banyak. Malah kalau dilihat di kolom komentar, ada perantau Kulon Progo yang datang dari Malaysia,” Haji Suwondo, salah seorang panitia yang terlihat sangat sibuk sejak persiapan hingga acara selesai.
Memang, nonton wayangan Ki Bagas Giyanto, bagi masyarakat perantau Kulon Progo adalah kegemebiraan. Tokoh sekelas Marsekal (purn) Imam Sufaat, bahkan betah duduk berlama-lama, meski tokoh-tokoh yang lain, pamit kondur.
“Saya sangat surprise, karena baru sekali ini menghadiri undangan Syawalan, tapi suguhannya wayang kulit. Benar-benar menyenangkan. Bisa nostalgia, tapi sekaligus mendapat tuntunan dari nonton wayang,” kata mantan Kepala Staf Angkatan Udara yang kelahiran Triharjo, Wates Kulon Progo ini.
Selain pak Imam, tokoh-tokoh dari Kulon Progo juga rawuh. Ada Ibu Akhid Nuryati, yang saat ini menjadi Ketua DPRD Kulon Progo. Kemudian, Pak Eko Pranyoto, yang mewakiliki Bupati Kulon Progo yang berhalangan hadir.
Dari Bandung, Jawa Barat, terlihat Pak Tukino juga hadir, dengan penuh semangat. Ini, memang tokoh Kulon Progo yang sangat mencintai kesenian, sehingga selalu semangat setiap nonton wayang. Di Bandung, bersama perantau Kulon Progo yang lain, Pak Tukino juga mempunyai sanggar kesenian, yang aktif pentas mulai dari wayang kulit, wayang orang, ketoprak, atau melayani perantau yang ingin menggelar mantu dengan adat Jogjakarta.
Tidak hanya Ki Tukino atau Marsekal Imam Sufaat, yang bersemangat nonton wayang. Bahkan, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial, Kementerian Sosial, Sunarti, juga antusias. Menurutnya, wayangan adalah tontonan yang penting.
“Sangat penting sebagai upaya melestarikan kebudayaan. Dengan selalu digelar, mudah-mudahan generasi muda mengenal sekaligus ikut mencintai wayang,” ungkapnya.
Syawalan yang dimulai dari pukul 10.00 WIB hingga 17.000 WIB ini, memang semarak, walaupun menjaga jarak. Perantau Kulon Progo sepertinya, memahami betul situasi pandemi yang tidak bisa membuat saling mendekat. Tapi semua guyup.
Menurut Sutomo yang merupakan Ketua Forum Diskusi Sahabat Ngopi Kulon Progo, kekompakan seperti ini, sangat mahal. Sehingga meski sedang dalam suasana pandemi, tetap bisa bersilaturahmi. Yang penting menjalankan protokol Kesehatan. “Kalau kita kompak, pasti bisa melakukan banyak hal,” tegasnya.
Kekompakan itu pula, yang diharapkan Pak Wondo dan pengurus Koperasi Konsumen Nasional Kulon Progo Sejahtera.
“Alhamdulillah acara Halal Bihalal 1422 H KOPKONASKPS bersama dengan berbagai mitra baik instansi Pemerintah maupun Swasta, berbagai paguyuban seperti KPDJ, Sahabat Ngopi, ALUMNI, Bakor PKP, dan para tamu undangan berjalan lancar. Semoga ada hikmah saling memaafkan, silaturahmi dan semoga terwujud kolabirasi, sinergi yang semarak dan semanak di antara kita semua. Semoga kita semua diberikan Rahmat dan kesehatan lahir bathin,” demikian kata tokoh dari Bugel, Kapenewon Panjatan, Kulon Progo yang juga Bendahara Koperasi Kulon Progo Sejahtera itu.(ir)