Banjarmasin, Koranpelita.com
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menjadi narasumber utama di workshop KaTa (Kabupaten/Kota) Kreatif Banjarmasin, Kamis (3/8/2023) malam.
Menparekraf Sandiaga dalam kesempatan itu menyampaikan motivasi agar para pelaku ekonomi kreatif di Banjarmasin dalam mengembangkan usaha perlu mengedepankan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Sehingga kebangkitan ekonomi serta target membuka 4,4 juta lapangan kerja baru di tahun 2024 bisa tercapai.
“Pelaku ekonomi kreatif harus berkolaborasi dan membangun sinergi dan memanfaatkan peluang, kesempatan, juga potensi. Serta memaksimalkan penggunaan sarana prasarana dan teknologi. Selain yang tak kalah penting adalah terus berkarya,” kata Menparekraf Sandiaga dalam kegiatan yang berlangsung di Aula Balaikota Kota Banjarmasin itu.
Tidak hanya menyampaikan motivasi dan penguatan ekosistem ekonomi kreatif sebagai tujuan utama kegiatan, Menparekraf Sandiaga juga berkesempatan mencoba menghias tanggui yang merupakan topi khas dari Suku Banjar.
Berkolaborasi dengan Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin Siti Wasilah, Menparekraf Sandiaga menghias tanggui ukuran kecil dengan mengombinasikan banyak warna.
Menparekraf Sandiaga mengatakan Kota Banjarmasin sebelumnya telah melakukan Uji Petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) dengan menetapkan subsektor kriya sebagai unggulan. “Dan tanggui ini adalah salah satu produk kriya unggulan,” kata Sandiaga.
Melalui kegiatan workshop KaTa Kreatif ini diharapkan para pelaku ekonomi kreatif di Kota Banjarmasin dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pengembangan produk dalam bentuk pelatihan, pendampingan, pemasaran, pelaporan keuangan, juga permodalan.
“Semoga Kota Banjarmasin dapat meningkat menjadi kota kreatif untuk tingkat nasional,” ujar Menparekraf Sandiaga. Karena tidak ada kesuksesan tanpa kegagalan, dan kegagalan menjadi anak tangga menuju kesuksesan,” sambung Sandiaga.
Sandiaga pun menceritakan perjuangannya untuk menjadi sukses berusaha dan pengusaha karena sempat jatuh bangun dalam kegagalan.”25 tahun lalu saya di PHK, setelah itu saya membangun usaha sektor UMKM, sempat jatuh bangun, dari tiga karyawan hingga akhirnya memiliki 35 ribu karyawan saat ini,” ucap Sandiaga.
Sandiaga menceritakan ini agar semua tetap memiliki keyakinan kuat bahwa bisa melakukan itu walaupun tantangan yang dihadapi berat, namun jiwa pantang menyerah harus kuat untuk mewujudkan cita-cita.
Dikatakan Sandiaga, agar sukses menjalankan usaha ekonomi kreatif harus dilakukan penguatan ekosistem, yakni pelatihan, pendampingan, pemasaran sampai permodalan.
Saat ini, dia memastikan pemerintah sudah melakukan langkah dan kebijakan yang maksimal untuk meningkatkan eksistensi ekonomi kreatif ini agar masyarakat sejahtera.
Tersebar di seluruh Indonesia
Sementara itu, Direktorat Pengembangan Destinasi I Kemenparekraf RI, Tiurma Simanjuntak mengatakan, dari 514 kabupaten/kota yang tersebar di seluruh Indonesia, sebanyak 118 diantaranya masuk dalam ekosistem kabupaten/kota ekonomi kreatif.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa ada 30 kabupaten/kota yang dinobatkan sebagai Kabupaten/Kota Kreatif (KaTa Kreatif) di Indonesia termasuk Kota Banjarmasin. “Dengan potensi sub sektor ekraf berupa kriya, kuliner, fashion dan musik, kami mendorong kota Banjarmasin agar dapat mengembangkan sub sektor ekraf unggulan sebagai Creative City Dream,” ujar Tiurma.
Tiurma mengharapkan Kota Banjarmasin dapat memiliki jejaring sebagai kota kreatif di tingkat nasional maupun global.
Sementara Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina bersama Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Hariyanto yang juga turut dalam aktivitas tersebut, menghias tanggui dengan lebih banyak menggunakan warna biru.”Ini temanya Indonesia warna-warni,” ujar Menparekraf Sandiaga mempromosikan hasil karyanya.
Tanggui merupakan tudung kepala berbentuk setengah lingkaran yang terbuat dari anyaman daun nipah, pandan, atau rumbia.
Tanggui biasanya dipakai oleh masyarakat untuk aktivitas pergi ke sawah, bagi nelayan untuk pergi ke laut, juga berjualan di pasar terapung. Tanggui digunakan untuk melindungi kepala dari terpaan teriknya sinar matahari juga pelindung di kala hujan. (Vin)