BERMULA dari keinginan para mantan staf untuk memperingati hari jadi Pak Sarwono ke-80 tahun pada bulan Juli 2023, dan mencoba mengemas isian agenda acara agar nantinya terasa lebih bermakna dan memorable, setara dengan nama besar dan ketokohan yang disandang beliau. Adalah Sapta Nirwandar bersama Indroyono Soesilo, Mustafa Abubakar, Busran Kadri, dan Gellwynn Yusuf, mengadakan pertemuan persiapan pada tanggal 16 April 2023 guna merencanakan perhelatan hari jadi Sang Pemimpin yang dicintai itu.
Adapun tanggal dan tempatnya disepakati persis sama dengan acara siang hari ini. Namun dalam perjalanan waktu, Tuhan berkehendak lain, Pak Sarwono dipanggil lebih dulu menghadap keharibaan-Nya.”Tentunya kami sungguh terhenyak dan tidak menduga beliau pergi secepat itu.,” ujar Dr. H. Sapta Nirwandar, S.E. mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2011-2014 dalam acara Mengenang Almarhum Sarwono Kusumaatmadja di Balroom Kementerian Kelautan dan Perikanan Gedung Mina Bahari III Jakarta, Minggu (30/7/2023).
“Pak Sarwono wafat tanggal 26 Mei 2023 pukul 17.12, di Penang, Malaysia, setelah sebelumnya menjalani perawatan di RS Adventist. Jenazah Pak Sarwono disemayamkan di Gedung Manggala Wanabakti Kementeri Kementerian LHK pada hari Minggu tanggal 28 Mei 2023, dan dimakamkan di San Diego Hill, Karawang. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosanya dalam husnul khotimah,” lanjut Sapta.
Mantan Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan di era Menteri Sarwono Kusumaatmaja ini juga mengatakan, Sarwono Kusumaatmaja merupakan seorang tokoh nasional yang sudah Malang melintang di dunia politik, dunia birokrasi termasuk dunia yang berkaitan dengan masyarakat.
Selain dunia politik Sarwono juga seorang aktivis dengan banyak jabatan diemban seperti Menteri Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Birokrasi (Menpan RB) dan Kementerian lainnya di era presiden Soeharto dan terakhir menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) di era Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur).
Atas jasa dan pengabdianya tentunya memberikan inspirasi bagi generasi muda dan juga sekaligus kita dalam mengenang jasa-jasa beliau terhadap negara Republik Indonesia.
Meski demikian kata Sapta, almarhum Pak Sarwono sebagai tokoh bangsa yang semasa hidupnya memiliki keteladanan dan sederet panjang prestasi dan pengalaman, tidak akan mudah untuk dilupakan. Dan karena itu tidak menyurutkan langkah para mantan staf untuk tetap melanjutkan dan mewujudkan niatnya menggelar acara, namun tentunya dengan tajuk yang berbeda, sebagaimana acara saat ini, yakni: “Mengenang almarhum Sarwono Kusumaatmadja: Sosok Pemimpin yang Kita Cintai”.
Dukungan juga terus mengalir dari beberapa staf yunior pada Instansi yang pernah dipimpin Pak Sarwono, seperti Dr. Tini Martini, Dr. Muhammad Imanuddin, Rini Widyantini, Dr, Lyta Permatasari, Asep D Muhammad, Diandri, Riki Kurniawan dkk., serta bantuan orang-orang yang mengenal dekat Pak Sarwono- baik semasa beliau menduduki jabatan di pemerintahan maupun pada jabatan politik dan kegiatan sosial lainnya, yang mohon maaf namanya tidak dapat kami sebut satu-persatu- untuk terlibat langsung dalam persiapan dan pelaksanaan acara ini.
Bapak pembangunan Indonesia
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja merupakan salah satu tokoh penting dan salah satu bapak pembangunan Indonesia
Demikian dikatakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Mengenang Almarhum Sarwono Kusumaatmadja. Sarwono dikatakannya mengimplementasikan pengawasan lingkungan yang tujuannya untuk kelestarian alam. Ia berperan dan berkontribusi dalam membentuk Undang Undang No 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem
Pengabdian Sarwono kepada negara dikatakan Trenggono sebagai contoh untuk generasi penerus sebagai warisan anak bangsa. “Saya atas nama Kementrian Kelautan dan Perikanan memberikan penghargaan kepada keluarga besar Bapak Almarhum Sarwono Kusumaatmaja atas pengabdianya kepada Negara,” kata Menteri Trenggono.
Pak Sarwono Kusumaatmadja yang lahir di Jakarta, pada 24 Juli 1943, meraih gelar insinyur dari ITB dan lulus tahun 1974. Selama hidupnya, Pak Sarwono tercatat pernah berkarir di pemerintahan dengan menduduki beberapa jabatan menteri. Jabatan yang diembannya yakni sebagai Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pada masa Kabinet Pembangunan V (1988-1993), Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998), dan Menteri Eksplorasi Laut/Departemen Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Persatuan Nasional (1999-2000).
Selain itu, Pak Sarwono diketahui juga pernah menduduki jabatan sebagai anggota DPR-RI pada 1971-1988, dan menjadi Anggota MPR pada 1988. Tidak hanya itu, Pak Sarwono juga pernah menjabat sebagai Sekjen Partai Golkar pada 1983-1988, menjadi Manggala BP-7 pada 1984 dan Ketua Persatuan Tenis seluruh Indonesia (PELTI) Bidang Organisasi pada 1986. Beliau juga dipercaya sebagai Ketua Umum Yayasan Bhakti Bangsa, serta berkesempatan menjadi anggota DPD-RI dari DKI Jakarta (2004).
Para tokoh, keluarga dan sahabat pemimpin yang kita cintai saat mengenang Almarhum Sarwono Kusuma Atmadja, di Gedung Minabahari III, Kementerian Kelautan dan Perikanan (foto : KKP)
Aktif terlibat dalam berbagai kegiatan
Dalam tahun-tahun terakhir, ternyata Pak Sarwono masih terus aktif terlibat
dalam berbagai kegiatan, di antaranya sebagai Penasihat Kehormatan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2014-2015, saat Prof Indroyono Soesilo memimpin kementerian), kemudian mulai 2016 sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim dan selaku Penasihat Menteri LHK, juga terlibat dalam kegiatan NGO yang berkiprah di bidang tata kelola sumber daya alam.
Beberapa hal yang masih menjadi perhatian Pak Sarwono, antara lain adalah kekhawatirannya akan dampak emisi karbon terhadap lingkungan hidup dan isu perdagangan karbon, dukungannya terhadap transformasi digital bidang lingkungan hidup, serta perlunya pengembangan riset budidaya udang vaname air tawar. “Diharapkan ke depan masih akan banyak pihak yang concern terhadap isuisu tersebut berikut upaya mengatasinya.,” ujar Sapta Nirwandar .
Pak Sarwono juga pernah menerbitkan memoar berjudul: ”Menapak Koridor Tengah” (2018), yang merupakan catatan perjalanan hidup beliau kurun waktu 40 tahun (1948-1988), yakni berbagai peristiwa sejak masa kecil yang sudah mulai sadar lingkungan, masa menjadi aktivis mahasiswa dan politisi di era Orde Baru, hingga pengakhiran karirnya sebagai Sekjen DPP Golkar. Pembaca akan belajar banyak dari pengalaman Pak Sarwono yang dimuat dalam buku ini.
Sesungguhnya karir Pak Sarwono dalam bidang sosial-politik terus bergulir pasca rentang waktu yang tertulis dalam buku, bahkan hingga pergantian presiden bebervapa kali. Lalu, adakah pihak yang tertarik menuliskan pengalaman dan karir beliau periode berikutnya, sebagai kelanjutan dari memoar ini? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Di sisi lain, beberapa catatan perjalanan hidup Pak Sarwono sebagai tokoh bangsa tersebut juga menyisakan kenangan mendalam bagi siapapun yang pernah mengenal dekat dengan beliau.
Tidak terkecuali bagi Bapak Siswono Yudo Husodo, Bapak Indroyono Soesilo, Bapak Mustafa Abubakar, Bapak Rasio Ridho Sani, Ibu Rini Widyantini, Bapak Sofyan Tan, dan Bapak Riki. Tokoh dan generasi muda ini diharapkan dapat mewakili sebagian sahabat, teman maupun orang yang pernah mendapat bimbingan almarhum sesuai masanya, dan telah bersedia untuk membuka ingatan serta berbagi cerita mengenang sosok Pak Sarwono yang mereka kenal.
“Sosok Pak Sarwono yang memiliki integritas kuat seiring dengan kapabilitas intelektualnya yang mumpuni, akan terus menjadi inspirasi dan teladan bagi generasi berikutnya.
Selamat jalan Pak Sarwono. Doa kami selalu menyertai,” doa Sapta Nirwandar. (Vin)