Mengenal Mantan Camat di Kotim yang Syarat Pengalaman Penugasan

Palangka Raya, Koranpelita.com

Sebanyak 82 mantan camat di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), ditambah camat aktif saat ini serta pensiunan PNS 4-5 Juni 2022, menggelar pertemuan silaturahmi di Kota Sampit.

Kegiatan ini menjadi ajang temu kangen dan halal bihalal para petinggi kecamatan di Bumi Habaring Hurung itu.

Di sela persiapan kegiatan, para awak sempat melakukan wawancara dengan Drs H Nurul Edy MSi, salah satu inisiator pertemuan para mantan camat tersebut.

Mantan Asisten II Setda Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang di awal karir birokrasinya pernah menjabat sebagai Camat Pulau Hanaut, Katingan Kuala, dan Mentaya Hilir Selatan (Kabupaten Kotim) pada periode 1993-2000 ini berbagi suka duka pengalamannya ketika menjalankan tugas camat tersebut.

Berikut petikan bi ncang-bincang H Nurul Edy dengan Awak Media (AM).

AM: Apa tantangan menjadi camat di masa Anda menjabat saat itu?
Nurul Edy : Dulu kan masa orde baru, kebijakan penunjukan pejabat daerah dilakukan secara desentralisasi, sesuai UU 574. Saat itu camat ditunjuk oleh Gubernur, dilantik oleh Bupati Kotim. Tentunya banyak tantangan, baik dari aspek geografis, fasilitas pendukung kinerja yang masih serba terbatas, penghasilan, juga karakter sosial politik masyarakat yang dipimpin. Namun Alhamdulillah, segala tantangan ini bisa kita atasi dengan tetap berpedoman bahwa pengabdian kepada masyarakat tetap yang utama.

AM: Ada pengalaman yang paling berkesan dan masih diingat hingga saat ini?
Nurul Edy : Pastinya banyak, baik suka maupun dukanya. Saya masih ingat suatu ketika ada panggilan rapat dari Bupati untuk seluruh camat di wilayah Kotim. Saat itu satu-satunya akses transportasi ke Kota Sampit Cuma melalui sungai. Saya berangkat sekeluarga menggunakan kelotok (perahu bermesin) melintasi Sungai Pagatan. Kelotok kami nyaris karam karena dihantam gelombang tinggi. Beruntung sekeluarga masih selamat sampai tujuan.

AM: Bagaimana karakter sosial kultur masyarakat kecamatan yang dipimpin dulu?
Nurul Edy : Ada banyak perbedaan dengan sekarang karena pengaruh perkembangan teknologi, perkembangan kemajuan daerah dengan adanya jalur transportasi baru, pemekaran wilayah, dan lainnya. Hal itu juga berhubungan dengan tuntutan masyarakat terhadap pemimpin daerah (camat). Dulu, tuntutan masyarakat relatif tidak terlalu banyak. Asal kebutuhan pangan, sandang, dan papan masyarakat terpenuhi, mereka sudah sangat berterimakasih. Keuntungan di masa itu kan secara nasional kita bisa swasembada pangan. Harga pangan yang menjadi kebutuhan utama mereka relatif bisa terpenuhi. Itu yang juga membantu terciptanya stabilitas di daerah. Di luar itu, tidak banyak lagi yang mereka tuntut. Dibanding kondisi sekarang, harapan masyarakat tentu lebih kompleks. Satu contoh saja, adanya berbagai program bantuan sosial dari pusat atau daerah tentunya sangat membantu masyarakat. Namun, bila ada yang tidak sampai ke masyarakat, bisa menjadi tuntutan mereka termasuk ke camat.

AW : Terkait pertemuan para mantan camat se-Kotim, apa yang ingin dicapai
Nurul Edy: Pertemuan ini bagian dari keinginan kita untuk kembali merajut kebersamaan, silaturahmi antarpejabat lama di Kotim. Istilahnya temu kangen para mantan camat, juga mantan PNS di wilayah ini. Tidak ada unsur politis disini, kita tidak membahas itu. Selain menjalin kebersamaan, pertemuan ini juga menjadi wadah diskusi kita bersama yang mungkin saja mengahasilkan rekomendasi positif bagi kemajuan daerah, baik untuk disampaikan ke para camat penerus kita sekarang maupun ke pemimpin daerah. Kita cukup bangga dan bersyukur karena beberapa mantan camat dulu ada yang kemudian bisa menjadi kepala daerah, seperti Bupati Kotim sekarang (H Halikinnor) dan Bupati Kotim (Duwel Rawing). Ke depan, jika kawan-kawan menginginkan, pertemuan ini bisa saja kita jadikan semacam forum tetap atau semacam paguyuban, dimulai dari Kotim dan nantinya sewilayah Kalteng.

AM: Apa harapan Anda kepada para pejabat camat, khususnya di wilayah Kotim saat ini?
Nurul Edy: Selaku senior, kami berupaya memberi sumbangsing manfaat untuk daerah termasuk dengan berbagi pengalaman yang masih relevan terhadap camat-camat di Kotim sekarang. Pesan Saya kepada mereka, selalu utamakan niat pengabdian kepada masyarakat dengan tulus dan tanpa pamrih. Kemudian, tingkatkan terus profesionalitas untuk mendukung kinerja sebagai camat, terutama dalam hal pengetahuan teknologi dan informasi (IT). Karena itu sudah menjadi keharusan di era globalisasi dan pasar bebas saat ini. Salah satu caranya dengan meningkatkan pendidikan. Jadi, para camat yang masih mendapat kesempatan melanjutkan jenjang pendidikan, jangan ragu untuk ambil kesempatan itu.

AM: Harapan untuk pemerintah daerah?
Nurul Edy : Dalam rangka peningkatan profesionalitas, kami berharap pemerintah daerah mendukung upaya peningkatan pendidikan lanjutan maupun pelatihan-pelatihan kompetensi para camat sekarang. Ini merupakan investasi SDM yang akan berpengaruh pada kemajuan daerah. Pada gilirannya, kinerja para camat berkualitas ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga. (Saripudin)

Biodata
Nama : Drs. H. Nurul Edy, M.Si
TTL : Sampit, 26 Juni 1961
Alamat saat ini : Jalan Rajawali VI, Perumahan Griya Harmoni No.7 Palangka Raya
Istri : Dra. Hj.Wiwit Prasetiyowati
Anak-anak :
– Septidya Khairunisa Putri, S.iP, MAP
– Rizkidya Assidiq Putra, SH
– Auliadya Adiningsih Putri

Riwayat pendidikan formal:
– SD-SMPN di Sampit
– SMA di Jakarta
– Fisip Unas, Jakarta (Strata 1)
– MAP Yogyakarta (Strata 2)
– Fisip UMM (Strata 3) proses penelitian dan penulisan Disertasi

Pengalaman tugas birokrasi:
– Camat Pulau Hanaut (1993)
– Camat Katingan Kuala (1994-1998)
– Camat Mentaya Hilir Selatan (1998-2000)
– Kadispenda Kabupaten Seruyan (2002-2004)
– Asisten Ekbang Setda dan wan Kabupaten Katingan (2004-2007)
– Karo Pemerintahan Setda Provinsi Kalteng (2007-2009)
– Sekda Kabupaten Kapuas (2009-2013)
– Kadis Perindag Provinsi Kalteng (2013-2015)
– Kabankesbang Provinsi Kalteng (2015-2017)
– Asisten Pemerintahan Setda Provinsi Kalteng/Kadisdik/Pj. Bupati Kotawaringin Barat (2017-2018)
– Kepala BKD dan Pj. Bupati Sukamara (2018-2019)
– Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kalteng (2019-2021/purna tugas).(Sut).

About suparman

Check Also

Inovasi Ketahanan Pangan Kota Semarang Kembali Raih Penghargaan Tingkat Nasional

Semarang,KORANPELITA com – Inovasi Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang di bidang ketahanan pangan kembali mendapatkan apresiasi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca