Jakarta, Koranpelita.com
Bupati Lamandau Hendra Lesmana, menyampaikan presentasi dihadapan Tim Penilai Anugerah Kebudayaan, Persatuan Wartawan Indonesia (AK-PWI) 2022. Dalam presentasinya, di Ruang Rapat PWI Pusat, Jakarta, Kamis (16/12/2021), Hendra Lesmana menekankan besarnya peran budaya leluhur dalam menekan angka terkonfirmasi positif Covid-19.
“Pada saat pandemi, kami sudah mengeluarkan berbagai peraturan terkait penegakan Protokol Kesehatan, baik itu kerja sosial maupun denda Rp50 ribu, tetapi hal itu kurang dipatuhi masyarakat,” tukasnya.
Karenanya, dia selaku Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Lamandau segera mengumpulkan semua Tokoh Adat. Berdasarkan budaya leluhur, disepakati menyelenggaran ritual Balalayah Pantang Pamali dengan tujuan Tula Bala (Tolak Bala).
“Dari penerapan Balalayah Pantang Pamali selama 10 hari, ternyata berhasil menekan angka terkonfirmasi Covid-19. Selain itu, dapat merubah pola pikir dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya Protokol Kesehatan. Bahkan melalui Balalayah Pantang Pamali, masyarakat jadi tahu pentingnya menjaga adat istiadat,” ungkapnya.
Kendati demikian, bukan berarti Kabupaten Lamandau menolak modernisasi. Akan tetapi, modernisasi justru menjadi pintu dan jendela untuk membawa budaya leluhur Lamandau dapat dikenal masyarakat luas.
Untik diketahui Tim Penilai AK-PWI 2022, yakni Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari, Ninok Leksono (Wartawan Senior Kompas dan Rektor Universitas Multimedia Nusantara), Nungki Kusumastuti (Dosen Institut Kesenian Jakarta, penari, bintang film), Agus Dermawan T (Penulis buku kebudayaan dan seni, pengamat seni rupa), dan Yusuf Susilo Hartono (Pengurus PWI Pusat, Wartawan, dan Pelukis).
Ide AK-PWI muncul setelah Temu Redaktur Kebudayaan se-Indonesia 2014 di Siak, Riau, yang digelar PWI Pusat bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud. Disadari bahwa di era otonomi daerah, Bupati Wali Kota adalah ujung tombak pembangunan dan pemajuan kebudayaan nasional.
Untuk itu, PWI sebagai bagian dari pilar keempat demokrasi, perlu mengapresiasi Bupati dan Wali Kota yang melek kebudayaan melalui AK-PWI. Apalagi setelah UNESCO pada 2017, menyatakan Indonesia merupakan negara super power kebudayaan, maka apresiasi dan peran serta wartawan bagi pemajuan kebudayaan bangsanya perlu semakin digelorakan. (RAG).