Kepri, Koranpelita.com
TNI Angkatan Laut (TNI AL) menggelar Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) tahun 2021 secara besar-besaran di Pantai Todak Dabo Singkep, Kepulauan Riau, Senin (25/10). Selain untuk meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) TNI AL dalam mengawaki persenjatan yang sarat teknologi sekaligus dalam rangka menciptakan rasa aman terhadap kedaulatan wilayah perairan Indonesia sehingga masyarakat pengguna laut tenang dan nyaman sehingga meningkatkan kepercayaan rakyat terhadap kemampuan militer Indonesia.
Latihan yang melibatkan puluhan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AL yang terdiri dari Kapal perang (KRI) berbagai jenis, Pesawat udara (Pesud), dan Kendaraan tempur (Ranpur) Marinir serta ribuan pasukan dipantau langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M dan para Pejabat Utama Mabesal dan Pangkotama TNI AL yang berada di KRI Makkssar-590 sejak dari pemberangkatan tanggal 22 Oktober sampai mengikuti pendaratan tanggal 25 subuh di Pantai Todak, Dabo Singkep.
Latopsfib 2021 ini juga ditinjau langsung anggota DPR RI dari Komisi I yakni antara lain, Mayjen TNI Marinir (Purn) Strurman Panjaitan, Yan Permenas Mandenas, Hasbi Anshori dan Rizki Aulia Rahman yang mengikuti pendaratan juga.
Sebelum dilaksanakan pendaratan oleh pasukan pendarat Korps Marinir TNI AL sejak pemberangkatan dari dermaga JICT Tanjung Priok Jakarta semua unsur KRI melaksanakan latihan sesuai skenario menuju daerah pendaratan yang harus melewati rintangan dari serangan musuh di tengah laut berupa serangan dari bawah air, permukaan dan udara.
Untuk menghadapi serangan musuh ini sejumlah KRI melaksanakan latihan antara lain, anti submarines warfare exercise, air deffense excercise dengan sasaran simulasi formasi pesud TNI AL Bonanza, anti air rapid open fire exercise dengan simulasi serangan udara musuh, dan anti surface warfare exercise.
Sebelum pendaratan dimulai pada, Sabtu 23 Oktober 2021 Prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir (Yontaifib 1 Mar) yang tergabung dalam Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) melakukan penyusupan dengan cara infiltrasi dengan senyap ke daerah musuh secara rahasia melalui Media Udara dan Laut pada malam hari, yang terdiri dari 3 tim Yontaifib 1 Mar yaitu Tim Alpha, Bravo melaksanakan Combat Free Fall, dan Charlie melaksanakan komfirmasi pantai atau disebut dengan fredoom recon.
Pasukan Pendarat (Pasrat) diturunkan dari KRI didahului dengan Bantuan Tembakan Kapal (BTK) dari tengah laut sebagai payung pelindung Pasrat. Pasrat yang menyerbu pantai Dabo Singkep ini sebanyak 1400 prajurit Korps Marinir dengan menggunakan 39 Kendaraan Amfibi Korps Marinir dipimpin Danpasrat Brigjen TNI (Mar) Hermanto, S. E., M. M., yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Pasukan Marinir (Danpasmar) 1. Pada latihan kali ini, seusai pendaratan dilaksanakan penembakan senjata-senjata strategis Korps Marinir yakni Meriam Howitzer & Roket RM 70 Grad.
Dalam Latopsfib ini melibatkan 9,539 personel dengan rincian 1,971 personel pada tahap geladi posko dan 7,568 personel terlibat pada tahap Manuver Lapangan. Para Personel tersebut terbagi dalam beberapa Komando Tugas (Kogas) di antaranya Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab) Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) Komando Tugas Pendaratan Administrasi (Kogasratmin) Komando Tugas Gabungan Pertahanan Pantai (Kogasgabhantai) dan Pasukan Pendaratan (Pasrat).(ay)