Cianjur, Koran Pelita
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Sayang Cianjur, dr. Hj. Neneng Efa Fatimah, MH, M.Kes, mengemukakan, jumlah pasien suspek dan terkonfirmasi positif COVId-19 yang saat ini dirawat di RSUD Sayang, sebanyak 159 orang.
“Sedikit ada penurunan dibandingkan sebelumnya,” kata dr. Efa ketika dihubungi Senin (2/8/2021).
Jumlah pasien sebanyak itu terbilang masih tinggi, sehingga beberapa pelayanan kesehatan yang dibatasi sementara sejak penerapan Pembatasan Pergerakkan Masyarakat (PPKM) Darurat awal Juli 2021 sampai sekarang masih tetap dibatasi.
“Selama PPKM, poliklinik spesialis dibatasi. Pelayanan yang buka hanya poliklinik umum dan poliklinik luka,” katanya.
Menurutnya, karena itu pula, keinginan sejumlah pasien agar dokter dan perawat di RSUD Sayang tidak memakai hazmat ketika melakukan pemeriksaan, karena dianggap menakutkan, belum bisa dipenuhi. Keinginan itu disampaikan pasien kepada Bupati Cianjur Herman Suherman saat inspeksi mendadak (sidak) ke RSUD tersebut beberapa waktu lalu.
“Hazmat merupakan APD level 3, belum bisa diturunkan ke level 2, karena masih tingginya angka kunjungan Covid-19 ke RDUD Sayang. Penggunaan hazmat itu sendiri untuk menjaga dan melindungi tenaga kesehatan. Jika terjadi penurunan kasus, APD akan diturunkan levelnya. Pak Bupati sudah mengetahui kondisinya,” jelas dr. Efa.
Dikemukakan, pihak RSUD Sayang terus berupaya meningkatkan pelayanannya, termasuk pemakaian papan nama dokter dan perawat. Salah satu upaya peningkatan itu yakni Gerakan SOMEAH (Santun, Senyum, Menghormati, Optimis, Edukatif, Andalan, Humanis). “Gerakan ini telah dilaunching sejak Juni lalu,” ujarnya.
Gerakan tersebut merupakan salah satu upaya RSUD Sayang untuk memperbaiki issue dan image di masyarakat, sehingga diharapkan dengan SOMEAH akan terjadi perubahan karakter secara internal dan masif, “Ini demi terwujudnya kepuasan pasien yang dirawat di RSUD Sayang,” ucapnya
(mans).