Yogyakarta, Koranpelita.com
Menurut keterangan tertulis Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, Merapi meluncurkan awan panas guguran pada pukul 11.20 WIB dengan tinggi kolom 300 meter di atas puncak pada saat angin bertiup ke timur.
Gunung Merapi, menurut dia, meluncurkan awan panas guguran selama 145 detik dan awan panas guguran itu tercatat di seismogram beramplitudo 55 mm.
Menurut BPPTKG, aktivitas Merapi menimbulkan hujan abu di wilayah Kecamatan Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, pada pukul 11.30 WIB.
Selama periode pengamatan Jumat (23/4/21) pukul 00.00 sampai dengan 06.00 WIB, Gunung Merapi terpantau delapan kali memuntahkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 800 meter ke arah barat daya.
Gunung api itu juga mengalami 50 kali gempa guguran dengan amplitudo tiga sampai 23 mm selama 12 sampai 97 detik dan satu kali gempa fase banyak dengan amplitudo empat mm selama tujuh detik.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Apabila gunung api itu meletus, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. (tuti)