Jakarta,Koranpelita.com
Ketersediaan pakan saat ini masih menjadi persoalan di industri peternakan karena sebagian besar bahan bakunya masih impor sementara kebutuhannya sangat krusial.
Rektor Insitut Pertanian Bogor (IPB) Prof Arif Satria dalam webinar Kebijakan Berbasis Evidence dalam Pakan Berdaya Saing yang diselenggarakan Pataka di Jakarta, Kamis (4/3/2021) mengatakan, komponen pakan ternak merupakan salah satu komponen paling besar dalam industri peternakan dan budidaya. Arif mencontohkan pada budidaya perikanan komponen pakan mengambil porsi 60 persen dari biaya produksi.
“Pakan ternak ini sesuatu yang sangat penting, memiliki andil yang sangat besar. Kalau di budidaya perikanan 60 persen komponennya adalah pakan, begitu juga di peternakan komponen itu juga sangat besar sekali. Oleh karena itu kita cari alternatif pakan dengan kualitas tinggi dan juga harga yang terjangkau,” katanya.
Lebih lanjut Arif mengatakan, hasil penelitian terbaru dari Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa komoditas rumput laut bisa dijadikan sebagai sumber pakan ternak alternatif. Menurutnya, potensi rumput laut menjadi pakan ternak ini harus diteliti lebih dalam lagi oleh para peneliti dan perguruan tinggi di Indonesia untuk mewujudkan kedaulatan pakan.
Indonesia katanya, berpotensi memiliki sumber alternatif pakan ternak yang murah lantaran Indonesia merupakan salah satu negara produsen rumput laut terbesar di dunia. Saat ini produksi rumput laut dari Indonesia sebagian diimpor untuk kebutuhan pangan dan juga kosmetik, namun belum dikembangkan untuk kebutuhan pakan ternak.
“Rumput laut salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan untuk menjadi pakan. Butuh riset lebih mendalam, dan itulah pentingnya peran perguruan tinggi untuk didorong membuat riset yang menghasilkan material baru untuk support kedaulatan pakan,” ujar Arif.
Selain rumput laut, Arif juga menyebut bahwa limbah kelapa sawit juga bisa diolah menjadi bahan baku pakan ternak dan gula. Dia menilai alternatif sumber pakan dari limbah sawit ini juga sangat berpotensi mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
Menurut Arif, Indonesia bisa menerapkan prinsip “zero waste” dalam produksi dan pengolahan produk kelapa sawit di mana selain sebagai bahan baku minyak goreng juga bisa menjadi bahan baku pakan ternak.
“Ini lah prinsip zero waste yang bisa kita maksimalkan, sehingga kita bisa mewujudkan swasembada daging, mewujudkan kedaulatan pakan, sehingga kita tidak lagi tergantung dari kompoenen impor yang saat ini jumlahnya sangat besar,” jelasnya.
Dengan demikian, Arif Satria mendorong para peneliti dan perguruan tinggi untuk menghasilkan inovasi pakan ternak yang berasal dari rumput laut maupun limbah sawit dalam rangka mencapai kedaulatan pakan ternak di Indonesia.
Pihaknya pun mengajak lembaga universitas melakukan eksplorasi berbahan baku rumput. Bahkan menurutnya, IPB siap melakukan peta jalan riset pakan hingga sampai tahapan pada periode tertentu memiliki pakan mandiri. “Di Jonggol, Bogor sudah riset tanaman seperti indigovera dan sorgum sebagai alternatif pakan ternak,” terang Arif.
Di kesempatan sama, Guru Besar IPB University Prof Muladno menilai limbah perkebunan seperti cangkang sawit jumlahnya besar. Namun sayangnya komoditas ini justru diekspor sebagai bahan baku pembangkit listrik di Jepang dan Korea Selatan. Sementara, peternak di sekitar perkebunan belum sepenuhnya memperoleh manfaat.
“Iptek pakan di dalam negeri belum banyak digunakan, padahal sangat sederhana. Akibatnya produktivitas ternak, khsusunya ruminansi sangat rendah,” katanya.
Muladno juga beranggapan tidaklah mengapa Indonesia mengimpor bahan baku pakan ternak seperti jagung dan kedelai. Pasalnya, komoditas ini untuk diolah kembali oleh industri dan bukan untuk pangan. Adapun peternak juga diuntungkan karena memperoleh harga yang lebih murah.
Catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan, produksi rumput laut nasional tahun 2020 mencapai 10,5 juta ton. Karena itu Arif menuturkan rumput laut dapat dijadikan bahan baku yang potensial untuk mengisi kebutuhan pakan ternak. (Vin)