Cianjur, Koran Pelita. Com
Meskipun jalan itu, pendek tetap harus punya nama atu diberi nama.
“Itu, tentu saja beda dengan Jalan Siti Jenab sepanjang 100 meter yang hilang ditutup tidak lagi menjadi jalan umum, kecuali ada jalan layang, dan Alun-alun dimanapun milik publik perlu dikaji ulang,” kata Ketua Lembaga Kebudayaan (LKC) Cianjur, Dr. Abah Ruskawan, Kamis (25/02/2021).
Abah – sapaan akrab Abah Ruskawan – mengemukakan hal itu, terkait adanya jalan terpendek di kota Cianjur yang tidak punya nama,”Meskipun jalan itu, pendek tetap harus punya nama,” tegasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, yaitu pada umumnya dimanapun dan di kota manapun semua jalan pakai nama, kebanyakan dengan menggunakan nama-nama tokoh.
Tidak hanya itu, untuk memberi nama jalan dengan nama-nama tokoh seringkali jadi perdebatan seru layak atau tidaknya nama jalan itu dengan menggunakan nama sang tokoh yang dimaksud.
Nah, lain halnya di Cianjur, Jawa Barat, ada ruas jalan yang luput dari perhatian. Jalan itu, boleh dibilang jalan terpendek yang ada di kota Cianjur, panjangnya hanya sekitar 50 meteran.
Jalan itu, persisnya di samping perkantoran Dinas Perhubungan dan lahan kosong berantara eks lahan Hak Guna Usaha (HGU) pabrik karet NV Jujur yang diapit Jalan Dr Muwardi dan Jalan Raden Aria Wiratanudatar.
Menariknya jalan itu, tidak punya nama. Padahal jalan yang cukup lebar dan panjangnya hanya sekitar 50 meter itu, merupakan jalan hidup setiap saat padat dilalui kendaraan dari arah Jakarta menuju Bandung, juga lalu lintas kendaraan ke berbagai tujuan lainnya.
Boleh jadi alan itu, satu-satunya ruas jalan terpendek dan tak punya nama di daerah yang terkenal dengan beras Pandanwanginya itu. Ayo siapa tokoh atau pembaca jika seorang tokoh yang namanya mau digunakan untuk nama jalan terpendek itu ? (mans).