Jakarta,Koranpelita.com
Duka menyelimuti dunia pertanian, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Indonesia (KTNA) Winarno Tohir (64) meninggal dunia Sabtu (6/2/2021). Pria kelahiran Indramayu, 5 Januari 1957 itu menghembuskan napas terakhir pukul 04.00 WIB. Winarno Tohir sebelumnya sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Pertamina Cirebon.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kepergian tokoh petani Indonesia ini. “Almarhum sangat memahami persoalan. Berdiskusi dengannya selalu memberikan perspektif baru dalam mengelola pertanian. Beliau sangat concern terhadap kualitas dan regenerasi sumber daya manusia pertanian,” ungkap Mentan SYL di Jakarta, Sabtu (6/2/2021).
Menurut Mentan SYL, Winarno Tohir telah meninggalkan jejak pengabdian yang sangat berharga bagi pertanian Indonesia.
“Kementan bersama KTNA yang dipimpin-nya memiliki cita-cita yang sama, bagaimana memperkuat pertanian sebagai tulang punggung bangsa yang dimulai dari desa-desa. Karena itu, atas nama keluarga besar Kementerian Pertanian menyampaikan rasa hormat dan apresiasi yang tinggi atas apa yang sudah almarhum lakukan,” kata SYL.
Sebelum menjabat sebagai Ketua KTNA, Winarno Tohir sebelumnya menduduki Sekretaris KTNA pada tahun 1999. Dedikasi dan kepeduliannya dalam pertanian yang kemudian menghantarkan ia menggantikan Haji Oyon Tahyan pada tahun 2000 sebagai Ketua KTNA.
Winarno Tohir, menurut Mentan SYL adalah sosok yang mampu menjembatani aspirasi petani dan kepentingan pemerintah.
“Pemikiran dan konsepsi kami (Kementan-red) ada irisan denga gagasan yang ia tawarkan. Ia juga tak sungkan menyampaikan kendala-kendala lapangan yang dialami petani. Soal bagaimana menerapkan mekanisasi untuk mereduksi losses panen dan peran penyuluh sebagai ujung tombak di lapangan, ia juga utarakan. Dan itu bukan sekedar wacana, tapi ia lakukan dengan menerjunkan penyuluh-penyuluh swadaya,” ungkapnya
Winarno Tohir meninggalkan istri dan tiga anak. Almarhum yang juga pernah menjadi Ketua Kelompok Tani Sriunggul di Desa Sleman, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu pada tahun 1982. Almarhum akan dimakamkan di kampung halamannya.
Mentan SYL medoakan semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT dan seluruh keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran. “Kami atas nama keluarga besar Kementan mendoakan semoga apa yang telah almarhum perbuat, dicatat sebagai amal sholeh dan menjadi teladan bagi kita semua,” katanya.
Winarno Tohir dikenal oleh sejumlah media sebagai salah satu narasumber yang mumpuni di bidang pertanian, khususnya terkait pupuk sebagai penunjang produktivitas tanaman.
Di bidang akademis, Winarno meraih gelar Sarjana Muda dari Akademi Pertanian Tanjungsari tahun 1982, kemudian gelar Sarjana di bidang Sosial Ekonomi Pertanian dari Sekolah Tinggi Pertanian Tanjung Sari Sumedang, Jawa Barat tahun 1990.
Usai lulus, ia mengikuti program magang Pertanian di Fukui, Jepang selama 9 bulan dan menjadi tenaga ahli Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) Roma di Gambia, Afrika selama 3 bulan.
Sebelum wafat, pria yang akrab disapa Pak Win ini telah menjabat sebagai Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional selama 3 periode, Ketua Umum Induk Koperasi Tani Nelayan (Inkoptan), dan Wakil Ketua Yayasan Amal Masyarakat Pertanian Indonesia (Yampi).
Ia juga pernah menjabat sebagai Komisaris PT Pupuk Kujang sejak 14 Januari 2011, yang merupakan periode pertama masa jabatan, dan diangkat kembali melalui Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 04 tanggal 21 April 2014.
Pada tanggal 25 Agustus 2020, Winarno masih dipercaya untuk menjabat kembali sebagai Dewan Komisaris PT Pupuk Kujang. (Vin)