Desa Pusparaja Satu Tahap Menuju Desa Wisata

Bandung, Koranpelita.com

Desa wisata dasarnya meminta tiga prasyarat yang harus dipenuhi, yaitu adanya potensi wisata alam, wisata budaya, dan produk khas baik berupa cindera mata ataupun makanan.

Berbicara terkait dengan desa Pusparaja di kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya ini sudah memiliki ketiga potensi tersebut, meskipun memang masih perlu adanya beberapa pembenahan.

“Ini sebuah proses alami yang harus dilalui menuju desa wisata kelas satu,“ ujar Ketua Umum Prawita Genppari Dede Farhan Aulawi di Bandung, Rabu (9/12).

Hal itu ia sampaikan sepulangnya dari kunjungan kerja organisasi ke lokasi desa Pusparaja. Ia berpendapat dengan polesan – polesan kreativitas masyarakat secara aktif, diyakini desa wisata Pusparaja akan segera terwujud.

Hamparan pesawahan dan pegunungan yang terhampar luas menambah pesona kecantikan desa yang sangat alami. Tanah yang subur ini juga sangat cocok untuk dikembangkan menjadi basis wisata edukasi pertanian untuk menopang program Pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Ditambah lagi keragaman pesona hayati yang menarik, seperti ada jeruk purut dan jeruk nipis dalam ukuran besar. Semua ini akan melengkapi daya tarik para wisatawan. Tinggal bagaimana kita mengemasnya menjadi sesuatu yang seksi sebagai pesona wisata.

Di samping itu aliran air sungai yang jernih dalam volume yang besar juga menjadi daya tarik lainnya. Bisa saja BUMDes mengelola sebagai sumber pendapatan desa, misalnya dibuatkan konsep air mineral kemasan dalam kapasitas sedang. Tanpa harus mengganggu fungsi irigasi pertanian, hal itu bisa dikelola dengan mengatur debit air.

Adapun hal yang masih perlu pembenahan, misalnya terkait sampah di sekitar objek air terjun. Di sana sini masih tampak adanya “pakaian bekas” yang tercecer sehingga merusak keindahan sebagai pesona yang alami. Hal ini tentu perlu gotong royong dan kebersamaan agar kebersihan senantiasa terjaga secara maksimal.

Kemudian mengenai potensi budaya seperti seni pencak silat bisa dipertahankan dan terus dikembangkan. Ini menjadi bagian dari apa yang disebut dengan specific culture yang ada di daerah. Orang tua dan anak – anak, laki – laki dan perempuan kompak menunjukan kepiawaiannya dalam oleh seni pencak silat ini. Lebih jauh pengurus DPD Prawita Genppari kabupaten Tasikmalaya bisa melakukan pendampingan yang lebih intens lagi. Namun demikian, seluruh upaya ini juga harus sejalan dengan perencanaan peningkatan kualitas SDM-nya melalui berbagai program pelatihan yang ada di Prawita Genppari.

“ Semoga melalui kunjungan Tim Prawita Genppari ke desa Pusparaja ini bisa menjadi awal bangkitnya kesadaran kolektif untuk secara bersama – sama mewujudkan desa wisata. Terwujudnya desa wisata diyakini bisa mempercepat perputaran roda ekonomi masyarakat sehingga sejalan dengan program pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi covid 19 ini,“ pungkasnya.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar tahapan dalam mewujudkan desa wisata bisa menghubungi kang Rizal di no. 0812 8208 7237. (D)

About redaksi

Check Also

Mengapa Disiplin dan Bersih Begitu Susah Di Indonesia ?

Oleh  : Nia Samsihono Saat aku melangkah menyusuri Jalan Pemuda Kota Semarang aku mencoba menikmati …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca