Trend Pengolahan Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar Cair di Indonesia

Oleh: Siswo

*Penulis, Mahasiswa Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Palangka Raya.

Saat ini kebutuhan bahan bakar semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk serta laju perkembangan teknologi yang tidak dapat dihindarkan.

Bahan bakar minyak bumi merupakan salah satu kebutuhan utama demi pasokan kebutuhan energi di Indobesia. Cadangan minyak bumi berasal dari fosil-fosil purbakala dan semakin menipis setiap tahunnya. Maka diperlukan suatu alternatif baru untuk mengatasi permasalahan ini, salah satunya adalah dengan memnfaatkan sampah plastik menjadi bahan bakar cair. Indonesia merupakan negara yang menempati posisi ke dua teratas sebagai penyumbang sampah terbesar di dunia. Namun, hal tersebut bukanlah sebuah pencapaian yang patut dibanggakan.

Indonesia masuk dalam peringkat kedua setelah Cina dalam menghasilkan sampah plastik di perairan yang mencapai 187,2 juta ton. Plastik adalah salah satu jenis makromolekul yang memiliki unsur penyusun utamanya karbon dan hidrogen, serta dibentuk dengan proses polimerisasi, yaitu reaksi penggabungan beberapa molekul sederhana (monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar (makromolekul atau polimer). Plastik bersifat mudah terbakar jika terkena api, sehingga ancaman terjadinya kebakaran pun meningkat seiring dengan meningkatnya limbah plastik.

Asap hasil pembakaran bahan plastik sangat berbahaya karena mengandung gas-gas beracun. Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena tidak dapat terurai dengan cepat membutuhkan waktu yang lama dan dapat menyebabkan pencemaran tanah. Selama ini penanggulangan sampah plastik yang sangat populer adalah 3R (Reuse, Reduce, Recycle).

Namun penanggulangan dengan cara 3R ini memiliki kelemahan plastik jika dipakai berkali-kali maka tidak akan layak pakai. Salah satulaternatif terbaru untuk menggulangi sampah plastik di Indonesia yakni mengkonversi limbah plastik menjadi bahan bakar cair dimana proses daur ulang ini lebih menguntungkan sebagai sumber energi alternatif demi memenuhi pasokan energi di Indonesia.

Untuk mengkonversi limbah plastik menjadi bahan bakar Terdapat 3 macam proses/metode cracking yaitu hidro cracking, thermal cracking dan catalytic cracking. Hidro cracking merupakan proses cracking dengan mereaksikan plastik dengan hidrogen didalam wadah yang tertutup dengan suhu 423-673 K dengan tekanan mencapai 3-10 MPa.

Selain itu untuk mempercapat reaksi perengkahanya dapat menggunakan berbagai jenis katalis supaya bisa cepat menghasilkan bahan bakar. Metode kedua yang dapat digunakan yakni metode thermal cracking. Thermal cracking merupakan metode pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar cair dengan cara memanaskan bahan plastik tanpa oksigen pada suhu 530-900°C. Dalam proses ini persentase keberhasilan bahan bakar yang didaptkan mencapai 30%. Selain itu, metode lain yang dapat mengkonversi limbah plastik menjadi bahan bakar cair adalah catalytic cracking. Catalytic cracking merupakan proses perengkahan rantai polimer menggunakan katalis yang dapat membantu untuk mengurangi suhu dan tekanan yang tinggi dalam proses reaksinya.

Dengan menggunakan metode ini penelitian terdahulu menyebutkan hasil konversi plastik menjadi bahan bakar cair persentasenya mencapai 40-50%. Dengan adanya berbagai proses atau metode dalam pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar cair dapat mengurangi jumlah limbah plastik dengan banyak serta dapat menjadi alterntif energi baru yang sangat berarti bagi indonesia. ***

About redaksi

Check Also

Ketum IGI Beri Sinyal Dari Aceh, Lanjut Dua Periode Kepemimpinan

Banda Aceh, Koranpelita.com Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Danang Hidayatullah, memberikan sinyal kuat untuk …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca