Jakarta,Koranpelita.com
Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020, tumbuh negatif sekitar 1,7 hingga 0,6 persen. Pandemi virus Covid-19 atau Coronavirus Disease 2019 menjadi penyebab utamanya, yang bedampak diberbagai sendi perekonomian.
“Kasus Covid-19 terus bertambah, memberi resiko pada perekonomian,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam diskusi melalui jaringan online bertajuk “Bertahan dan Bangkit di Masa Pandemi” yang diselenggarakan dari Media Center KPCPEN di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Senin (5/10/2020).
Namun begitu, dengan berbagai upaya yang diambil pemerintah arahnya saat ini sudah semakin baik dibanding yang terjadi pada kuartal dua yang mencapai minus 5,3 persen. Pada kuartal tiga diproyeksikan akan menjadi lebih baik, meskipun pertumbuhannya masih tumbuh negatif yakni minus 2,9 hingga -1,0 persen.
“Pada akhir kuartal tahun ini akan menjadi lebih baik lagi berkisar antara -1,7 hingga 0,6 persen. Arah pertumbuhan perekonomian Indonesia sudah menjadi semakin baik,” katanya.
Pertumbuhan perekonomian Indonesia dikatakannya masih lebih baik daripada negara-negara lain yang mengalami kontraksi ekonomi lebih dalam hingga mencapai minus belasan persen. Kontraksi perekonomian yang dialami India bahkan mencapai angka minus 24 persen. “Kita lebih baik dibandingkan dengan negara India yang mengalami kontraksi sangat dalam,” jelasnya.
Covid-19 telah menyebabkan perekonomian di banyak negara terkontraksi lebih dalam daripada peristiwa krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2009. Kala itu, pertumbuhan global hanya mencapai minus 3,3 persen, sedangkan akibat dari pandemi pada tahun ini perekonomian global terkontraksi mencapai minus 8,0 persen. “Ancaman resesi tidak hanya di Indonesia. Bank dunia memproyeksikan 92,9 persen negara di dunia akan mengalami resesi di tahun 2020,” imbuhnya.
Akibat dari perlambatan ekonomi ini, lanjut dia, membawa dampak buruk terhadap sektor ketenagaan kerja yang membuat sekitar tiga juta orang mengalami putus hubungan kerja (PHK). Dan menambahkan penduduk miskin menjadi lebih banyak ketika terjadi wabah global ini. “Perlambatan ini membuat PHK sebanyak 3 juta tenaga kerja dan meningkatkan angka kemiskinan menjadi signifikan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Kadin Bidang Perdagangan Benny Soetrisno mengatakan, sebagai pendorong kebangkitan perekonomian Indonesia akibat dampak penyebaran Covid-19, undang-undang cipta kerja sangat diperlukan, mengingat aturan ini akan menarik para investor menanamkan modal di dalam negeri.”Terobosan Omnibus Law sangat diperlukan sekali, agar Indonesia bisa bersaing dengan negara lain,” tegas Benny.
Menurutnya, UU Cipta Kerja yang disahkan pada Senin (5/10/2020) bisa menarik para pengusaha dalam maupun luar negeri berinvestasi di Indonesia. Karena, aturan ini memangkas banyak birokrasi yang berkaitan dengan perizinan usaha di Indonesia.
“Dengan disahkannya aturan tersebut, proses perizinan yang dilakukan oleh para investor ke instansi yang terkait dapat dilakukan lebih mudah. Dia memprediksi banyak pengusaha dalam maupun luar negeri yang akan menanamkan modal, meskipun masih mewabahnya Covid-19 di berbagai wilayah. “Banyak peraturan yang membikin sulit para pengusaha, khususnya soal perizinan,” ujarnya.
Benny juga mengatakan, pemerintah Indonesia mampu melakukan perbaikan dalam berbagai indikator menjalankan bisnis, berurusan dengan izin konstruksi, pendaftaran properti, pembayaran pajak, perdagangan antar pesanan, dan menyelesaikan kebangkrutan yang terjadi. Dengan melakukan perbaikan secara masif dalam indikator di atas, maka Indonesia dapat mengalahkan negara lain seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam dalam menarik perhatian investor. Dia optimistis peringkat kemudahan berusaha di Indonesia di mata dunia menjadi lebih baik dari tiga negara tetangga. “Indonesia memerlukan perbaikan secara radikal dalam berbagai indikator tersebut,” jelasnya.
Benny berharap, perundangan ini dapat menolong perekonomian Indonesia dari keterperukan akibat Covid-19. Sehingga, dalam beberapa waktu ke depan perekonomian dalam negeri dapat segera kembali pulih menjadi seperti sedia kala sebelum terjadinya wabah global. “Saya optimis dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini,” katanya. (Vin)