www.koranpelita.com Jernih, Mencintai Indonesia
Related Articles
Jakarta, koranpelita.com
Penyidik Bareskrim dalam waktu dekat akan memeriksa Jaksa PSM terkait kasus red nitice. Jaksa P yang kini ditahan Kejaksaan Agung (Kejagung) akan dimintai keterangan dugaan suap
penghapusan red notice narapidana pengalihan hak tagih atau cessie Bank Bali.
Rencana awal penyidik Bareskrim Polri akan memeriksa Jaksa P 27 Agustus 2020 lalu, namun dia menolak dengan alasan tertentu. “Mungkin hari Rabu atau Kamis besok,” kata Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Awi Setiyono, Selasa (1/9).
Sejauh ini Awi mengaku belum tahu, Jaksa P yang jadi tahanan Kejagung akan diperiksa dimana. “Belum tahu dimana, tergantung penyidiknya,” ujar Brigjen Awi.
Untuk diketahui, Bareskrim Polri telah menetapkan DT dalam dua perkara yang berbeda. Pertama kasus dugaan pemalsuan surat jalan dan kedua kasus dugaan suap penghapusan red notice.
Dalam kasus dugaan suap penghapusan red notice, penyidik Bareskrim juga telah menetapkan TS sebagai pemberi suap. Sementara tersangka yang disangka menerima suap adalah Brigjen PU dan Irjen NB.
Sedang kasus dugaan pemalsuan surat jalan, Bareskrim menetapkan DT, Brigjen PU dan pengacara AK sebagai tersangka.
Jaksa P sebelumnya dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Sub-Bagian Pemantauan dan Evaluasi II Biro Perencanaan Jaksa Agung Muda Pembinaan. Ia di-nonjob-kan lantaran pergi ke luar negeri sebanyak sembilan kali selama 2019 tanpa izin tertulis pimpinan, salah satunya bertemu dengan DT.
Setelah DT ketangkap akhirnya kedok Jaksa P juga ikut terbongkar. Pihak Kejagung kemudian melakukan pemeriksaan internal kepada pejabatnya yang diduga berkaitan dengan terpidana kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali tersebut.
Hasilnya, Kejagung memutuskan membebastugaskan P dari jabatannya dan melakukan penahanan terhadap jaksa tersebut. P terbuktimelanggar disiplin. Terbukti pergi ke ke luar negeri tanpa izin tertulis dari pimpinan sebanyak sembilan kali sepanjang 2019.(Tom)
