Saya tidak tahu, apakah ini baik atau tidak, terutama untuk saya sendiri. Tapi mudah-mudahan, ada baiknya. Jadi ceritanya begini, ada yang berubah pada beberapa kebiasaan yang selama ini saya jalani. Bila masa sebelum virus corona muncul, saya sering memanfaatkan waktu luang di akhir pekan dengan pergi ke pusat perbelanjaan bersama cucu. Kadang ketemu beberapa teman untuk mencoba makanan di suatu restoran.
Sambil melihat lihat keluar masuk toko, pasti ada saja yang dibeli. Entah itu spidol warna, buku cerita, jepit rambut, mainan bahkan sepatu atau pakaian.
Kadang kalau melihat buku cerita atau mainan yang lucu, suka lupa diri dan membelikan beberapa buah untuk Renee cucu saya. Renee akan senang saat pertama diberi pernak-pernik tersebut namun kemudian tak peduli lagi.
Meskipun begitu saya tetap saja membelikan sesuatu buat Renee atau buat diri sendiri. Kadang bila melihat sepatu atau sandal yang nyaman dipakai, pasti saya akan beli meskipun tahu sudah mempunyai lebih dari satu pasang di rumah.
Dan untuk mengurangi rasa bersalah karena membeli sesuatu yang belum dibutuhkan, biasanya saya akan menenangkan diri bahwa yang saya beli lebih nyaman atau warnanya belum punya atau mumpung ada diskon.
Nah ini dia yang sering menggoda. Diskon. Sehingga, kita tak yakin apakah sesuatu yang kita beli karena kebutuhan atau keinginan semata mumpung ada diskon.
Rasanya bila akhir pekan tidak keluar rumah apalagi tidak bertemu cucu, langsung menjadi resah. Parahnya pelariannya adalah belanja, dan yang dibeli belum tentu merupakan sesuatu yang dibutuhkan.
Namun semuanya berubah 360 derajat tatkala virus Corona mulai merebak sejak awal tahun 2020 yang kemudian dengan cepatnya menyebar ke seluruh dunia. Tak ada lagi acara jalan-jalan ke pusat pertokoan apalagi kumpul bersama teman.
Semuanya menjadi kawatir dan was-was untuk keluar rumah. Semua orang menahan diri dan memilih untuk tetap tinggal di rumah meskipun ada juga yang nekat tetap keluar rumah. Beberapa daerah bahkan menerapkan lock down untuk menghambat penyebaran virus corona.
Kemudian setelah pandemi Covid berjalan sekitar 5 bulan, mulai diterapkan PSBB secara terbatas. Meskipun vaksin untuk Covid 19 belum ditemukan dan penderita Covid 19 masih terus bertambah, Pemerintah telah menerapkan Pola Kebiasaan Baru atau New Normal.
Kehidupan pola kebiasaan baru berjalan, perkantoran pun mulai masuk secara terbatas. Demikian juga pertokoan atau pusat perbelanjaan mulai dibuka dengan jam operasional yang berbeda.
Semuanya mulai diterapkan dengan harapan perekonomian bisa mulai bergerak, tentu dengan menerapkan protokol kesehatan 3 M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan adalah himbauan yang selalu terpasang di setiap sudut area publik.
Hal ini menunjukkan bahwa virus corona masih belum dapat ditaklukan sehingga upaya yang bisa dilakukan adalah setiap orang wajib perduli terhadap kesehatan diri sendiri. Karena hal itu akan melindungi juga orang lain di sekitar kita.
Meskipun pertokoan telah dibuka, saya tetap belum berani untuk jalan jalan diakhir pekan. Demikian juga untuk potong rambut ke salon atau bahkan ke rumah sakit untuk kontrol ke dokter belum berani saya lakukan sejak pandemi covid 19 menyebar.
Berbagai pertanyaan muncul, Apakah penting sekali ke pertokoan? Apa yang mau dibeli? Apakah memang dibutuhkan saat ini? Apakah rambut perlu dipotong sehingga harus ke salon? Dan seterusnya.
Banyak pertimbangan yang harus saya lakukan saat ini bila akan melakukan suatu aktivitas, apakah itu suatu kebutuhan atau hanya sekedar keinginan belaka. Dengan Demikian kita juga belajar sabar dan menahan diri untuk tidak berpergian ke tempat yang tidak perlu.
Cukup menikmati waktu akhir pekan bersama cucu di rumah, mewarnai buku yang dibeli secara on line, olah raga ringan, menonton wayang orang bharata melalui Youtube, atau menulis persiapan pensiun yang akan saya hadapi setahun lagi.
Dengan saling melindungi dan menjaga diri sendiri, berharap orang lain juga akan terlindungi. Mungkin hanya itu cara yang bisa kita lakukan. Pikirkan dengan matang sebelum melangkah, apakah kegiatan yang dilakukan merupakan suatu kebutuhan atau keinginan semata. Ayo lindungi dirimu, keluargamu dan kita semua.(*)