Oleh: Siswo
Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk jasa industri. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berpandangan bahwa Indonesia dalam proporsi ekonominya dapat dikategorikan sebagai negara industri. Pasalnya, sektor industri merupakan kontributor terbesar bagi perekonomian nasional dengan sumbangnya mencapai kurang lebih 20%. Dengan jumlah persentase tersebut Indonesia masuk dalam jajaran lima besar negara-negara dunia yang kontribusi industrinya cukup tinggi. Di Indonesia terdapat beberapa industri besar yang dapat menyumbangkan untuk pendapatan negara seperti industri pupuk, industri semen, industri obat-obatan, industri kertas, industri pengolahan logam, Industri pariwisata, dan masih banyak lagi. Bicara soal macam-macam industri di Indonesia, tentu tidak afhdol rasanya jika tidak menyinggung Industri yang satu ini yaitu industri tekstil. Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, keanekaragaman seni dan kerajinannya. Salah satu kerajinan yang terkenal dari Indonesia adalah tekstil. Industri tekstil merupakan salah satu industri yang mengalami perkembangan yang sangat pesat, salah satu sektor industri yang berperan penting dalam perekonomian nasional karena pendapatan untuk sektor ini cukup besar. Di masa yang akan datang industri ini akan tetap menjadi andalan dan primadona dikarenakan kebutuhan mode yang kian meningkat serta mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Meskipun tekstil memiliki keuntungan dan dampak yang besar bagi perekonomian nasional seperti terciptanya lapangan pekerjaan, devisa negara meningkat, serta membuat kreativitas masyarakat, ternyata disatu sisi limbah tekstil juga memiliki dampak negatif yang ditimbulkan setelah produksi jadi yakni limbah cair tekstil.
Ketika limbah cair tekstil setelah proses produksi langsung di buang sembarangan ke lingkungan tanpa treatment terlebih dahulu maka dapat menyebabkan pencemaran serta merugikan lingkungan setempat. Limbah yang dihasilkan berupa limbah beracun dan berbahaya (B3) dimana sifatnya sukar terurai, bersifat resisten, dan nonboidegredable, dimana ekosistem yang berada di perairan tersebut sedikit demi sedikit akan terganggu bahkan sebagian organisme akan mati, keestetikaan lingkungan mulai hilang, serta keseimbangan alam terganggu. Sejalan dengan laju perkembangan sektor industri ini yang semakin meningkat maka dampak negetif lingkungan juga semakin meluas.
Dengan adanya permasalahan seperti ini membuat para peneliti melakukan penelitian untuk membuat suatu teknologi pengolahan air limbah industri tekstil sebagai langkah mengatasi pencemaran lingkungan dengan berbagai macam metode.
Metode yang pertama yaitu Koagulasi – Flokulasi. Koagulasi meerupakan suatu proses penambahan atau zat suatu kimia kedalam suatu larutan dengan tujuan untuk mengkondisikan suspensi, koloid, dan materi tersuspensi yang selanjutnya akan dilakukan proses flokulasi.
Flokulasi adalah proses pengumpulan partikel-partikel yang nantinya akan membentuk partikel yang lebih besar. Metode koagulas-flokulasi memiliki proses yang sederhana, ekonomis (relatif murah), serta mudah diaplikasikan.
Metode yang kedua yaitu Bioremediasi merupakan metode penanggulangan limbah menggunakan memanfaatkan mikroorganisme yang berperan untuk menguraikan zat-zat polutan, sehingga diperoleh enzim yang mengubah struktur kimia polutan sehingga limbah menjadi relatif tidak berbahaya bagi lingkungan. Selain dimanfaatkan untuk proses limbah tekstil metode ini juga bisa diaplikasian ke senyawa-senyawa yang sulit terdegrdasi seperti logam-logam berat.
Metode selanjutnya yang sering digunakan adalah metode Adsorpsi. Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan pada lapisan permukaan atau antar fasa, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada suatu permukaan bahan pengadsorpsi atau sering disebut dengan adsorben.
Adsorben adalah padatan yang memiliki kemampuan menyerap fluida kedalam bagian permukaanya. Dalam proses adsorpsi ada 2 jenis mekanisme penyerapan yaitu adsorpsi fisik (fisisorpsi), adsorpsi kimia (kemisorpsi). Adsorpsi fisik adsorben mengikat adsorbat melalui gaya Van der Waals.
Sedangkan untuk proses adsorpsi kimia interaksi antara adsorbat dengan adsorben melalui ikatan kimia yang nantinya partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia. Material-material yang dapat dijadikan untuk suatu adsorpsi bisa berasal dari bahan alam, mineral-minera alam serta modifikasi adsorben. Metode ini memilki beberapa keunggulan seperti prosesnya lebih sederhana, biaya relatif murah, memanfaatkan potensi alam, serta ramah lingkungan.
Selanjutnya ada yang dinamakan metode Fotokatalitik, fotokatalik adalah suatu proses dimana ketika sebuah semikonduktor dikenai foton maka elektron yang berada pita valensi akan pindah ke pita konduksi nantinya elektron yang berada pada pita konduksi itu akan mengalami reaksi hingga membentuk yang namanya super anion oxide sedangkan pada pita valensi itu akan terbentuk hole yang jika dia akan kontak dengan molekul air itu akan membentuk radikal hidroksil (•OH).
Radikal hidroksil dan super anion oxide ini yang akan nantinya mendegradasi senyawa-senyawa atau polutan-polutan organik untuk diubah menjadi senyawa yang lebih ramah lingkungan yakni CO2 + H2O. Metode ini sangat telah sangat banyak digunakan dalam proses ini terutama dalam menangani limbah cair tekstil karena memliki keunggulan seperti reaksi fotokatalitik mampu mendestruksi senyawa-senyawa organik dalam lingkup luas, dapat mendegredasi senyawa toksik yang tidak dapat didegradasi dengan proses biologi, katalis yang digunakan dapat di reuse kembali, serta dapat menggunakan sinar matahari sebagai sumber sinar UV sehingga dapat menguranggi biaya pengeluaran.
Metode yang terakhir merupakan salah satu metode yang akan berkembang pesat di masa yang akan datang yakni Teknologi membran. Metode ini telah banyak dikembangkan oleh para peneliti untuk proses water treatment. Teknologi membran dapat didefiniskan sebagai suatu media berpori, bersifat semipermeabel serta berbentuk film lapis tipis untuk memisahkan partikel dengan ukuran mokeluler dalam suatu sistem larutan. Dengan kata lain pemisahan antara dua fasa atau lebih zat yang berbeda dengan melewatkannya pada suatu sistem membran yang bersifat semipermeabel. Ada banyak jenis dari teknologi membran untuk beberapa aplikasi seperti: membran filtrasi, membran mikrofiltrasi, membran ultrafiltrasi, membran nanofiltrasi, dan membran reverse osmosis. Teknologi membran juga merupakan teknlogi yang ramah lingkungan, Konsumsi energi umumnya realatif lebih rendah, tidak ada produk buangan, serta pemisahan dapat dilakukan secara kontinyu maupun curah (batch). Material-material dalam pembuatan membran memanfaatkan potensi laut seperti cangkang udang, kepiting untuk membuat kitosan, selain itu juga dapat memanfaatkan potensi alam seperti pasir silika, dan zirkon.
Dengan adanya beberapa metode yang telah diciptakan oleh para peneliti sangat membantu dalam proses untuk menanggulangi permasalahan limbah cair tekstil yang telah mencemari lingkungan, sehingga sedikit-demi sedikit lingkungan kembali normal dan bersih kembali organisme yang terdapat pada lingkungan tersebut dapat hidup normal demi berlangsungnya keseimbangan alam. (Penulis, Mahasiswa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Palangka Raya)