Semarang,Koranpelita.com.
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) segera digelar tahun ini. Akibat wabah covid-19, sejumlah teknis PPDB di Jawa Tengah mengalami perubahan dari pelaksanaan tahun sebelumnya.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Jumeri, saat melakukan audiensi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Jumat (8/5). Kepada Ganjar, Jumeri menerangkan perbedaan-perbedaan itu, diantaranya acuan nilai penerimaan siswa.
Mengenai zonasi, Jumeri menerangkan ada perbedaan dari tahun lalu. Jika tahun lalu jalur zonasi ditetapkan 80 persen, pada pelaksanaan PPDB tahun ini, zonasi hanya ditetapkan minimal 50 persen. Sisanya diisi jalur prestasi 30 persen, afirmasi untuk anak miskin, difbel dan olaraga sebesar 15 persen dan jalur perpindahan orang tua sebesar 5 persen.
“Untuk pelaksanaan pendaftaran, pendaftaran jalur inklusi dan kelas olahraga akan dimulai pada 2-4 Juni 2020, sementara jalur reguler kami mulai pada 15-25 Juni,” terangnya.
Semua pelaksanaan pendaftaran lanjut Jumeri akan dilaksanakan secara online. Siswa dan orang tua siswa diminta tidak perlu datang ke sekolah untuk melakukan pendaftaran.
Bahkan sejumlah persyaratan lanjut dia juga akan diubah sesuai kondisi. Misalnya surat keterangan sehat dari dokter untuk calon siswa SMK, karena covid-19, surat itu diganti dengan pernyataan orang tua.
“Soalnya kalau harus mencari surat itu, nanti mereka berbondong-bondong ke rumah sakit atau puskesmas. Itu cukup berbahaya, sehingga kami mengganti dengan keterangan orang tua,” tegasnya.
Terkait daya tampung, PPDB tahun ini menampung 216.156 siswa, terdiri dari kapasitas SMA 115.908 dan kapasitas SMK 100.248. Sementara lulusan SMP/Mts tahun ini di Jateng totalnya sekitar 513.178 siswa.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menitipkan terkait integritas dalam proses PPDB. Ganjar tidak mau ada orang tua siswa yang menitipkan anaknya atau memalsukan data-data demi anaknya diterima di sekolah tertentu.
Ganjar juga mengusulkan kepada Dinas Pendidikan untuk memberikan jalur khusus bagi anak-anak tenaga medis yang berjuang melawan covid-19. Anak-anak para tenaga medis itu diminta Ganjar dimasukkan dalam kuota jalur afirmasi.(sup)