Saatnya menjaga kewarasan. Ini esensi. Tak boleh lengah. Sebab, rasa waras kadang terkuras oleh sebuah peristiwa. Lihatlah yang sedang jatuh cinta, kewarasannya tiba-tiba saja berada di ambang sirna. Dan kini, korona yang memaksa dunia suram tak berwarna, membuat kewarasan menipis, terkikis nyaris habis.
Untunglah, sepekan menjelang ramadhan datang, saya seolah diingatkan. Entah bermaksud mengajak bergabung atau hanya memberi tahu, atasan di instansi lama sebelum di BPJAMSOSTEK mengirimi saya sebuah foto dan link tentang pengajian virtual.
Tak berfikir panjang, saya ikut jireng (ngaji bareng) walau sudah agak terlambat. Sayang memang, saya telat, jadi tak sempat mendengar sambutan dan pesan penting pimpinan tertinggi institusi untuk kami keluarga besarnya.
Jireng atau ngaji bareng secara virtual itu diadakan pada Jumat berkah, 17 April 2020 pukul 12.30 wib sampai dengan pukul 14.00 wib. Mengunakan aplikasi zoom meeting. Apa boleh buat, karena tidak mungkin jireng dilakukan seperti di zaman normal. Bukankah saat ini, berkerumun termasuk kegiatan yang dilarang?
BACA JUGA NKS Menulis PSBB: Saat Hidup Dipaksa tanpa Warna
Walau harus menyesuaikan cara jireng yang agak berbeda, namun sepertinya sangat familiar dengan suara MC yang mengatur jalannya acara. Suara yang menjadi langganan kegiatan pengajian atau acara penting lain dari tahun ke tahun. Suara merdu itu seperti suara emas milik sosok legendaris Maria Oentoe, penanda teather bioskop telah dibuka.
Sementara, narasumber atau ustad pemberi tausiah dipilih yang punya latar belakang dokter dengan materi yang disampaikan pun sangat kekinian. Sesuai dengan kondisi wabah covid-19 yang sedang melanda dunia. Jadilah kami hari itu masuk sebagai jamaah zoomiah.
Siapa yang tidak mengenal dr H Agus Ali Fauzi, PGD, Pall Med (ECU). Dokter Agus ini sempat viral ketika memberikan ceramah motivasi kepada para pensiunan sebuah Bank BUMN karena gaya bertuturnya yang lugas, ceplas-ceplos dan anti mainstream. Ini rupanya yang membuat orang terkesan.
Jika dokter lain cenderung melarang orang untuk mengkonsumsi asupan makanan agar kadar kolesterol terjaga, Kepala Instalasi Paliatif RSU Dr Soetomo Surabaya ini malah mengajak pasiennya makan durian dan kepiting. Pesan dr. Agus, pasien justru diminta menikmatinya. “Yang nggak boleh kan kalau berlebihan,” kata dr. Agus enteng.
Tema yang dibahas oleh dr. Agus adalah “Ramadan di tengah Covid-19: Kiat Sehat Ruhani dan Jasmani”. Sebuah tema yang membuat saya perlu keluar sejenak dari diskusi tanpa henti dari pagi. Saya ingin juga menjaga tingkat kewarasan ruhani dan jasmani. Stress tak terhindarkan mengikuti berbagai rapat virtual yang tentu ada kendala untuk bisa menjelaskan dengan gamblang. Sangat berbeda jika bisa bertemu di dunia nyata, bukan di dunia maya.
Saya menyimak setiap kata yang diucap oleh dr. Agus. Ilmu tentang penyakit dipaparkan cukup lugas dan dengan bahasa yang mudah dicerna. Sambil mendengarkan ceramah dr. Agus, saya mencoba melihat para peserta jireng virtual yang saya tahu sudah sebulan lamanya work from home, makaryo saking griyo. Saya memang tak lagi sering bersua dengan rekan peserta jireng virtual karena kesibukan di instansi yang kini saya berkarya.
Tak salah jika dokter Agus mengatakan bahwa banyak jamaah zoomiah yang bergabung tampak tambah sehat. Ini terlihat dari berat badannya yang meningkat. Saya jadi instropeksi diri. Jangan-jangan dr. Agus melihat saya, padahal saya sudah tidak aktifkan videonya. Saya pun tak ingin saat PSBB berakhir, pintu rumah perlu diperlebar. Ibaratkan kulkas satu pintu perlu jadi yang dua pintu.
Untuk mengatasi itu, dr. Agus memberi kiat agar tetap bergerak, berolahraga, makan seimbang, istirahat yang cukup, dan berfikiran positif. Waktunya pula wfh dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga, berdoa, sholat berjamaah dengan keluarga, mendekatkan diri dengan Yang Maha Memberi sehat. Dan, sangat penting untuk terus menjaga silaturahmi walau tak dengan berkumpul atau saling mengunjungi tapi teknologi bisa menjembatani.
BACA JUGA NKS Menulis: Nami Kulo & Sewu Kutho…
Silaturahmeet. Ya, ini bukan salah ketik. Saya sengaja menyebut dengan kata yang sedikit berbeda di era bertemu dan saling sapa terkendala bencana corona. Ini gabungan silaturahmi dan aplikasi yang banyak pula digunakan untuk bisa bersilaturahmi walau jarak memisahkan. Selain aplikasi zoom meeting, ada banyak aplikasi untuk meeting yang mudah dapat seperti google meet, u meet me, microsoft teams, dan lain-lain.
Sejatinya saya ikut jamaah zoomiah dengan rekan kerja instansi lama juga dalam rangka merawat tali silaturahmeet. Saya meyakini benar manfaat yang luar biasa dari merawat silaturahmeet: mengurangi stres dan rasa cemas, mendapatkan ide jalan keluar sebuah masalah, memanjangkan umur karena lebih bahagia, mendatangkan rizki, dan lain sebagainya. Manfaat yang tak terbantahkan dari silaturahmeet.
Begitu pula saya berusaha merawat tali silaturahmeet dengan berbagai cara. Morning briefing virtual dengan insan bpjamsostek di kantor pusat, wilayah, dan cabang selain terkait pekerjaan tentu saya ingin menjaga silaturahmeet.
Media merawat tali silaturahmeet ini tentu beraneka di era digital ini. Saya gunakan facebook untuk merawat tali persahabatan dengan jamaah facebookiah. Saya pun gemar menyapa lewat tulisan untuk sedulur NKS dan saya bagikan tulisan untuk teman di facebook atau followers di instagram.
Minggu lalu tiba-tiba ada salah seorang teman di Instagram mengirim pesan (DM) untuk sebuah acara yang ia punya di chanell youtube-nya. Tentu saya mengenalnya karena tahun lalu sabahat IG ini yang tak lain adalah insan bpjamsostek yang sekaligus youtuber asal Bandung.
Tahun lalu ia mewakili Wilayah Jawa Barat berkompetisi di ajang best employee bpjamsostek. Saya kebetulan menjadi salah satu juri atas inovasinya optimalisasi konten kreatif melalui channel youtube. Youtuber muda itu bernama Novetra Subuhadi. Ia masuk tiga besarvbest employee tahun lalu.
Saya diminta kesediaannya untuk menjadi tamu dalam acara yang diberi tajuk ODP – Obrolan Dengan Pekerja. Karena mungkin alasan tak enak, pemilik Subuhadi Production ini sedikit mengubah kepanjangan dari ODP menjadi Obrolan Dengan Pejabat. Bisa ae, youtuber.
Pertemanan di IG dan merawat tali silturahmeet antara saya dengan Mas Vetra dibantu oleh aplikasi zoom menghasilkan obrolan asik tanpa berisik. Seolah teman yang saling memberi inspirasi. Saya terkesima dengan runutnya Mas Vetra merancang dengan matang sebuah percakapan.
Ia melihat youtube bisa untuk menyambungkan komunikasi bpjamsostek dengan masyarakat pekerja. Bagaimana menjawab berbagai pertanyaan tentang jaminan sosial ketenagakerjaan dikemas dengan apik ditangan Mas Vetra.
Percakapan ringan dari menggali yang tersembunyi, hingga hal serius soal arah bpjamsotek menuju kantor digital ditanyakan Mas Vetra. Saya memberi jawaban spontan tanpa persiapan karena tak menyangka obrolan menyangkut hal yang tak ringan. Awalnya sebuah niat untuk kolaborasi karena sama-sama youtuber walau saya mesti menahan diri dan memilih menulis sebagai hobi.
Di bagian akhir, Mas Vetra menutupnya dengan sebuah permainan dimana saya harus menjawab secara spontan tanpa boleh berfikir panjang. Termasuk pertanyaan untuk memilih istri atau anak. Saya secara cepat menjawab istri dengan alasan yang semasuk akal mungkin agar meyakinkan. Karena ini silaturahmeet dengan aplikasi, Mas Vetra tak tahu siapa yang sedang di dekat saya saat itu. Andai ia tahu, pasti ia akan paham kenapa saya menjawab dengan cepat dan mantab, “istri”.
Nami Kulo Sumarjono. Salam NKS.