Jakarta, Koranpelita.com
Dengan mempercepat realisasi program PKT (Padat Karya Tunai) diharapkan dapat mempertahankan daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global akibat Pandemi COVID-19.
Demikian Mengeri PUPR, Basuki Hadimuljono, di Jakarta, Sabtu (28/3)
Program yang dipercepat yakni Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) yang menjangkau 6.000 lokasi dengan anggaran Rp1,35 triliun.
P3TGAI merupakan pekerjaan pembangunan saluran irigasi tersier yang dikerjakan oleh petani atau penduduk setempat.
Tahun ini P3TGAI dimulai pada April 2020 dan ditargetkan akan rampung dalam waktu 3-4 bulan mendatang dan dilaksanakan di 1.653 lokasi yang tersebar di 31 provinsi.
Di Provinsi Aceh ada 50 lokasi, Sumatera Utara 68 lokasi, Riau 15 lokasi, Kepulauan Riau 2 lokasi, Sumatera Barat 38 lokasi, Jambi 44 lokasi, Bengkulu 37 lokasi, Sumatera Selatan 74 lokasi, Lampung 48 lokasi, Banten 46 lokasi, Jawa Barat 183 lokasi, Jawa Tengah 125 lokasi, Yogyakarta 40 lokasi, dan Jawa Timur 215 lokasi, Untuk Kalimantan Barat 60 lokasi, Kalimantan Tengah 15 lokasi, Kalimantan Selatan 15 lokasi, Kalimantan Timur 27 lokasi, Bali 41 lokasi, Nusa Tenggara Barat 58 lokasi, Nusa Tenggara Timur 48 lokasi, Sulawesi Utara 45 lokasi, Gorontalo 50 lokasi, Sulawesi Tengah 38 lokasi, Sulawesi Barat 29 lokasi, Sulawesi Tenggara 50 lokasi, Sulawesi Selatan 72 lokasi, Maluku 27 lokasi, Maluku Utara 21 lokasi, Papua Barat 24 lokasi dan Papua 48 lokasi.
P3TGAI dilaksanakan dengan metode Swakelola – Pola Pemberdayaan – Partisipatif – Padat Karya.
Penyerapan Anggaran. penyerapan anggaran Kementerian PUPR hingga 27 Maret 2020 sebesar 7,42% atau senilai Rp 9,13 triliun dari total anggaran tahun 2020 sebesar Rp 123,17 triliun.
Untuk progres pembangunan fisik sebesar 6,97%.Penyerapan tersebut secara persentase sedikit lebih rendah dari bulan yang sama tahun 2019 yakni sebesar 7,56% dengan dana APBN-P Kementerian PUPR 2019 sebesar Rp121,9 triliun.
Penyeraan ini juga terkait sistem lelang dini. Adapun paket yang terkontrak sebanyak 2.926 paket (51,28%) dengan nilai Rp48,9 triliun terdiri dari paket Multiyears contract (MYC), MYC baru dan Single Years Contract (SYC).
Sebanyak 1.935 paket senilai Rp16,3 triliun (17,08%) masih proses lelang. Sisanya 2.509 paket senilai Rp30,2 triliun (31,65%) masih belum proses lelang. (oto).