Banjarmasin, Koranpelita.com
Pulau Curiak, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan kawasan wisata minat khusus yang di kelola Camp Tim Robert yang kini banyak dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman)
Karena selain memanjakan pengunjung dengan kenyamanan dan keindahan pemandangan ekosistem lahan basah, tapi juga memberi edukasi lingkungan bagi satwanya, yangmana selama ini tak banyak tempat wisata serupa yang dapat ditemui.
“ Camp Tim Roberts memang tidak dibuka untuk umum, Tapi lebih diutamakan bagi pengunjung minat khusus, seperti observasi keragaman hayati, birdwatching, summercourse, internship school, riset dan konservasi,,” ujar pendiri yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), Amalia Rezeki, dalam rilisnya, Kamis (12/3/2020).
Terobosan ini lanjut Amalia, dilakukan untuk melindungi kekayaan keragaman hayati yang luasan areanya sangat kecil dan berada diluar kawasan konservasi yang sangat rentan terhadap degradasi lingkungan.
Menurut dia, Camp Tim Roberts sebenarnya merupakan pusat studi dan penelitian bekantan serta ekosistem lahan basah yang berada di kawasan stasiun riset Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia ( SBI ) bekerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin serta Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel) dan BKSDA Kalsel untuk perlindungan satwa yang dilindungi.
Nama Tim Roberts sendiri didedikasikan kepada pembimbing penelitian Amalia Rezeki yang juga pendiri SBI, sebuah lembaga pelestarian bekantan dibawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI melalui Balai Konservasi Sumberdaya Alam Kalsel yang bernama Prof Timothy Roberts Killgour dari University of New Castle (UON) – Australia.
Timothy Roberts Killgour dianggap berjasa dalam kerjasama pengembangan konservasi serta riset bekantan dan ekosistem lahan basah antara Australia dengan Indonesia, melalui perguruan tinggi University New Castle Australia denga ULM Banjarmasin dan SBI.
Camp Tim Roberts ini, setiap tahunnya menerima kunjungan mahasiswa dalam dan luar negeri, baik melalui program summer course, internship maupun volunteer. Kunjungan ke Camp Tim Roberts tak dipungut biaya namun hanya diminta untuk berdonasi berupa bibit pohon rambai ( Sonneratia caseolaris ) yang disediakan oleh masyarakat lokal dan kemudian menanamnya diareal yang sudah ditentukan.
” Unik memang, tapi disini pengelola ingin mengajak setiap pengunjung untuk peduli terhadap lingkungan dengan menanam pohon,” kata wanita muda yang akrab disapa Amel ini.
Mengapa mangrove rambai? karena imbuhnya, betapa penting peran Mangrove rambai secara ekologi, khususnya sebagai habitat beragam fauna terrestrial dan akuatik serta penyedia jasa pendukung kehidupan diantaranya bagi perlindungan garis sempadan sungai.
Mangrove rambai juga merupakan awal dari rantai makanan. Produksi udang sangat tergantung pada jatuhan serasah dari bagian mangrove yang mati, seperti daun tua, ranting dan cabang atau batang mangrove, yang menjadi bagian dalam proses alami siklus hidup.
Disisi lain, program restorasi mangrove rambai juga merupakan program perbaikan habitat bekantan yang menjadi bagian penting kegiatan utama SBI dibidang konservasi bekantan.
Karena kerusakan serta kehilangan hutan mangrove dapat memicu pelepasan gas-gas rumah kaca (GRK), seperti korbon dioksida dan metan. Artinya, kerusakan dan kehilangan mangrove akan menjadi salah satu faktor pemicu pemanasan global.
Ketua Forum Konservasi Flora dan Fauna Kalsel, Zulfa Asma Vikra
mengapresiasi usaha dari teman-teman di SBI yang telah memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kalsel.
“ Upaya positif ini perlu kita dukung bersama, selain memberi nilai tambah bagi sebuah kawasan, baik dibidang lingkungan, edukasi, riset, pemberdayaan masyarakat serta devisa negara melalui hadirnya wisatawan manca negara “, jelas Zufa yang juga anggota Komisi IV DPRD Kalsel ini
Kepala Bappeda Provinsi Kalsel, Ir Fajar Desira menyambut baik kehadiran kawasan wisata minat khusus yang digegas oleh tim di SBI
“ Kontribusi SBI dalam mendatangkan wisatawan manca negara ke Kalsel sudah kita rasakan dalam beberapa tahun ini. Untuk itulah Pemprov Kalsel sangat mendukung upaya positif ini dalam rangka pengembangan pembangunan pariwisata berkelanjutan dan menyambut visit Kalsel 2020 “, pungkas Fadjar Desira (Ipik)