Oleh: Dra. Suharni Khairani, M.Pd
Niat yang tulus untuk perubahan dan kemajuan bumi Serambi Mekah, telah dibuktikan oleh Sekda Aceh Bapak Taqwallah. Seminggu setelah pelantikan muncullah program yang merupakan hasil kerja keras beliau dengan timnya. Program yang memang menjadi kebutuhan kita semua yang selama ini mungkin tidak menjadi proritas bahkan seringkali dipandang sebelah mata atau kurang penting. Sistem kerja yang serius dan cepat tanpa mengenal lelah terus dilakukan. Menetapkan target di tiga bulan pertama, menyelesaikan pemantauan kelapangan langsung dan dilanjutkan dengan evaluasi hasil pelaksanaan program sudah diplaningnkan sedemikian rupa. Pengenalan program diawali dengan kegiatan sosialisai program disemua lembaga pemerintah dan instansi.
Program yang menjadi program awal ini menjadi kewajiban untuk dilaksanakan disemua instansi pemerintah, tetapi pada tulisan ini, penulis memfokuskan sebagai objek adalah sekolah yang dibawah naungan Dinas Pendidikan Aceh yaitu SMA, SMK dan SLB yang notabene berjumlah 805 sekolah. Program yang dimaksud yang pertama adalah “BeREH” (Bersih Rapi, Estetika, dan Hijau). Ada 7 (tujuh) objek yang menjadi prioritas pantauan dengan 24 (dua puluh empat indikator) yang harus disiapkan dan dibenahi. Tujuh objek dan dua puluh empat indikator dirangkum dengan sebutan “ 7 Sukses BeREH”.
“ 7 Sukses BeREH” ini dapat diuraikan yaitu: (1) Tampak luar menggoda dengan indikator: a) taman indah terawat, b) parkir teratur, c) pos satpam hidup, dan d) resepsionis ramah. (2) Kamar mandi siaga: a) air terjamin, b) pintu berfungsi, c) tidak perlu tutup hidung. (3) Ruang kerja siap saji : a) ruang bersih segala lini, b) kabel-kabel minimalis, c) meja kursi berfungsi, d) dokumen /arsip rapi, e) tidak ada makanan tikus, dan e) diatas lemari bersih. (4) Kantin tampil bersih: a) pengelola profesional, b) sisa makanan nihil, dan c) tidak bee fhong. (5) Gudang teratur : a) penyimpan sementara, b) jelas tuan /kapan dipakai, dan c) bebas tumpukan inventaris dan dokumen yang tidak perlu. (6) Mushalla siaga 24 jam: a) tempat wudhuk nyaman, dan b) tempat sujud tidak bau. (7) Aula- Ruang rapat siap saji : a) bersih-teratur, b) suara terdengar, dan c) LCD bisa dinikmati.
Semua sekolah mempersiapkan dengan serius dan kerja keras karena melihat dan merasakan keseriusan yang luar biasa yang dilakukan mulai dari Kepala Cabang Dinas, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, dan Sekda Aceh sebagai pencetus program ini. Pemantauan langsung ke sekolah-sekolah dilakukan untuk memastikan program ‘BeREH” sudah jalan. Harus kita akui hal-hal yang seharusnya menjadi prioritas sering terabaikan. Sarana prasarana yang menjadi daya dukung untuk tercapainya visi dan misi sebuah instansi atau lembaga sering dianggap sesuatu yang kurang penting. Sehingga banyak kita lihat areal rentan kotor dan bau menjadi suatu pemandangan yang sering kita temui, seperti toilet siswa, tempat wudhuk, kantin dan tempat pembuangan sampah. Selain itu ada juga ruang-ruang dan mobiler yang banyak ditumpuki barang-barang yang tidak difungsikan lagi, seperti diatas lemari, laci meja, sudut-sudut ruang, dan gudang.
Terlaksananya program BeREH di sekolah tentu sangat tergantung kepada kesadaran dari warga sekolah, terutama kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai penentu standar pengelolaan harus memiliki banyak strategi yang diaplikasikan dalam tindakan nyata untuk terealisasinya setiap program. Memposisikan personil yang disesuaikan dengan kemampuan dan karakter baik itu dari guru, tendik atau siswa sangat menentukan keberhasilan suatu program. Koordinator suatu program, penanggung jawab masing-masing ruang, pembagian lahan untuk dibersihkan harus ditentukan, termasuk tugas dan tanggung jawab masing-masing harus dirinci secara detail. Begitu juga konsekuensi yang harus diterima untuk setiap tugas dan tanggung jawab.
Sesuatu yang belum biasa dilakukan, memang kadang seperti sesuatu yang dipaksakan, tetapi lambat laun jika dilakukan dengan senang dan ikhlas akan menjadi kebiasaan yang baik dan akhirnya menjadi tradisi atau budaya. Menjadikan sesuatu yang baik dan bermanfaat sebagai budaya, perlu adanya penanaman nilai-nilai karakter yang baik dikalangan warga sekolah, khususnya siswa-siswa, dan yang paling tepat dan mengena adalah keteladanan. Darimana siswa memperoleh keteladanan tersebut? Tentu dari oranng-orang yang senantiasa dilihatnya yaitu guru, kepala sekolah, tenaga administrasi sampai dengan tenaga layanan khusus seperti pesuruh, tukang kebun, petugas keamanan, dan cleaning service. Bahkan sampai penjual dikantin, dan koperasi sekolah diharapkan dapat menjadi teladan. Keteladanan merupakan hal yang dapat ditiru dan dicontoh. Keteladanan yang bagaimana yang siswa dapat lihat dan rasakan? . Tentu aktivitas sehari-hari yang tanpa kita sadari seperti membuang sampah pada tempatnya, menyiram kembali sampai bersih ketika keluar dari toilet, berbicara yang santun, membiasakan antri, peduli terhadap teman, sifat pemaaf dan penyayang, suka bersedekah, tanggung jawab dan disiplin terhadap tugas yang dibebankan, dan sebagainya.
Hijau pada program ini juga punya peran dan fungsi yang begitu besar. Pada program ini salah satu tuntutannya adalah semua meja guru dan tendik harus ada bunga hidup, tentu disamping lingkungan sekolah yang banyak ditanami pohon-pohon dan bunga. Kegunaan dari penghijauan ini selain indah dipandang mata juga menjadi sumber oksigen yang kita hirup diwaktu siang hari. Makin banyak tanaman tentu makin banyak oksigen yang bisa kita hirup, tetapi sebaiknya tanaman dikeluarkan dari ruangan ketika malam hari, karena tanaman akan mengeluarkan kanbondioksida diwaktu malam, dan ini tentu kurang baik ketika besok harinya masih tersisa karbondioksida diruangan.
Jika program BeREH ini dilaksanakan terus menerus disemua sekolah, kita akan mendapatkan sekolah yang senantiasa bersih disetiap sudut dan ruang sekolah, penataan ruang kelas, kantor, laboratorium, perpustakaan, aula, mushalla, kantin, dan ruang lainnya rapi. Ketika semua sudah bersih, rapi tentu akan ditemui nilai estetikanya yaitu nilai seni atau keindahan, dan akan sempurnalah jika lingkungannya hijau atau banyak ditumbuhi pohon, baik itu pohon tanaman tua yang rindang, bunga, dan alangkah lebih baik kalau ditanami tanaman apotik hidup juga tanaman palawija yang dapat dinikmati oleh warga sekolah.
Program lanjutan dari BeREH yaitu BERSAHAJA dengan sebutan lain 5 sukses dan tinjut (tindak lanjut) kepala sekolah BERSAHAJA. Uraian dari program ini yaitu BER yang dimaksud adalah BeREH luar dalam dengan indikator : menggoda dan kebanggan lingkungan, SA yang berarti sabar dan tekun capai prestasi dengan indikator lulus PTN dan terima kerja, HA maksudnya harus nyaman guru dengan indikator tersedianya ruangan dan snack guru yang layak, memfasilitasi untuk peningkatan karir dan perhatian terhadap kesejahteraan guru, JA, merupakan jaminan aktivitas belajar mengajar, dengan indikator harus tepat waktu mengajar dan adanya pantauan melalui WA, dan JA yang kedua adalah jaminan terlayani kelompok rentan yaitu siswa yang miskin, memiliki kemampuan intelektual yang sangat rendah dan siswa yang berperilaku aneh atau menyimpang.
Sebagai kelanjutan dari program BeREH 5 sukses kepala sekolah BERSAHAJA. Kegiatan yang dituntut untuk dilakukan adalah: 1) Bukti sukses membangun komunikasi awal yang dibuktikan dengan adanya dokumentasi foto bersama bupati/wakil bupati, sekda, kadisdik, muspika, komite sekolah, kades dan toma, wakil kepala sekolah serta dewan guru. Menjalin komunikasi kesemua elemen dan stakeholder merupakan salah satu unsur keberhasilan suatu organisasi atau lembaga formal. Foto bersama tersebut diharapkan menjadi awal dari terjalinnya komunikasi yang harmonis dari pihak sekolah dengan unsur yang dukungannya sangat berimbas dan bagi kemajuan sekolah.
Hal yang tidak kalah pentingnya yaitu administrasi Lembar Kerja Kepala yang berisi:
biodata pribadi, data sekolah, pengawas sekolah, prestasi, data guru, pantau bereh dan strategi 5 sukses kepsek bersahaja. Sebagai lampiran dari administrasi tersebut dilengkapi lampiran: mitra sukses, pantau dana BOS, pengembangan karir guru, prioritas lulus PTN, terima kerja (SMK), pembinaan kelompok rentan, pantau bereh. Sebagai pantau bereh dokumentasi yang harus dipenuhi adalah: denah lokasi, denah ruangan, tampak luar (tampak depan dan halaman dalam), kenyamanan guru, toilet guru, toilet siswa, perpustakaan dan kantin, mushalla dan laboratorium komputer, laboratorium IPA (kimia, fisika, dan biologi), ruang belajar, aula pertemuan, ruang prakarya, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala, ruang BK, ruang UKS dan ruang lainnya. Begitu terperinci dan lengkapnya hal-hal yang harus dilakukan dan diadakan di sekolah, sehingga diharapkan sekolah di Aceh memiliki standar baik dari segi administrasi, prestasi, dan lingkungan sekolah
Realisasi dari semua kegiatan yang diwajibkan tersebut update info melalui group WA yang dikirim ke Cabang Dinas setiap hari dan setiap minggu. Laporan perhari berisi data kehadiran guru, tendik, siswa, kegiatan di laboratorium, perpustakaan, mushalla, serta kegiatan lain pada hari bersangkutan. Sebagai kegiatan mingguan yaitu “peugleh sikula” yang dilaksanakan setiap sabtu dan dilaporkan ke Cabang Dinas berupa dokumentasi kegiatan.
Semoga semua warga sekolah dapat dengan senang dan ikhlas melaksanakan program-program tersebut. Jadikan filosofi shalat subuh yang diawali dengan keterpaksaan, selanjutnya menjadi kebiasaan dan pada akhirnya menjadi kebutuhan. Suasana lingkungan yang bersih, rapi, indah dan hijau sebagai daya dukung dan motivasi siswa, guru dan warga sekolah lainnya untuk betah berada disekolah. Keberadaan yang penuh kenyamanan menambah semangat beraktivitas terutama belajar dan mengembangkan bakat, minat dan hobby siswa. Siswa yang selalu beraktifitas, energik dan perasaan senang akan melancarkan fungsi otak untuk selalu berpikir positif dan kreatif. Inilah yang harus kita siapkan mengingat Indonesia kedepan memiliki bonus demografi, dimana usia produktif mencapai 60 % dari penduduk Indonesia secara umum, dan siswa –siswa kita adalah bagian dari usia produktif itu.