Buku Konvensional Tetap Dibutuhkan, Dispersip Kalsel Terus Promokan Minat Baca

Banjarmasin, Koranpelita.com

Kendati teknologi digital kini sangat cepat berkembang, namun keberadaan buku-buku konvensional tetap dibutuhkan dan tidak akan pernah tergantikan.

Hal itu dapat dilihat dari masih tingginya prederan buku baik di tingkat lokal maupun diluar negeri seperti yang di pameran di London Book Fair maupun Frankrut Book Fair.

Hanya saja adanya perubahan teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut harus disikapi serta diakselerasi sesuai kebutuhannya.

Dari itu, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispersip) Provinsi Kalsel, giat melakukan berbagai terobosan, baik melalui gelaran berkala seperti mendatangkan sejumlah pakar dan motivator, budayawan tingkat nasional maupun lokal, dengan tujuan mempromosikan minat baca dan perpustakaan yang menyediakan layanan baca bagi anak-anak.

” Sebenarnya minat baca anak di Kalsel sengat tinggi. Tapi kalo tidak dipromosikan bagaimana masyarakat tau jika ada perpustakan dan layanannya khususnya bagi anak-anak”, ujar Kadispersip Provinsi Kalsel, Hj Nurliyanie Dardi, kepada wartawan usai rapat bersama Komisi IV DPRD Kalsel, di Banjarmasin, Jumat (27/12/2019).

Didampingi Sekretarisnya, Ramadhani, Hj Nurliyanie, membeberkan pada 2019 lalu, selain menghadirkan penulis-penulis best seller, juga duta baca Indonesia, Nazwa Sihab.
Untuk Tahun 2020, kembali akan menggelar kegiatan baik di perpustakaan di Jalan A Yani Kilometer 6 Banjarmasin dan juga di kabupaten/kota.
Adapun para pakar yang akan dihadirkan seperti penulis buku anak, Marsella Simon, Prie GS, Habiburrahman El Shirazy, KH Andrian Mafatihullah dan lainya.

Sejak 2017 lalu imbuhnya, Dispersip, sudah memilik situs www//ios.kalselprov.go.id, yang menfasilitasi dalam bentuk on line dan dilengkapi e-book, untuk meminjam buku.

Sejauh ini pemerintah provinsi dan DPRD sangat mendukung kemajuan perpustakaan, ” Kita bersyukur karena semuanya harus bersinerji bersama dalam memajukanya.

Ketua Komisi IV, HM Lufti Saifuddin, mengaku akan mendukung perkembangan perpustakan dan arsip daerah karena dinilai sangat penting.

Terlebih telah adanya dua peraturan daerah (perda) yaitu perda disabilitas dan perda penguatan karakter, sekiranya pengambil kebijakan di dispersip dapat menyesuaikan. ” Mereka ( dispersip) akan aktif masuk ke sekolah keagamaan dan pondok pesantren guna membantu kemajuannya,” pungkas Lufti. (Ipik)

About redaksi

Check Also

Pemkot Semarang Fasilitasi Tim Mahesa Jenar Kembali Latihan di Stadion Citarum

SEMARANG,KORANPELITA – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mencoba memberikan support bagi PSIS untuk kembali latihan di …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca