Sulawesi Utara Siap Menjadi Destinasi Berbasis Ecotourism
Manado,Koranpelita.com
Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Octavianus Estefanus Kandouw mengatakan bahwa, Pariwisata Sulawesi bisa dikenal sebagai destinasi berbasis ecotourism karena potensi kekayaan alamnya yang tinggi sehingga menjadi daya tarik pariwisata yang kuat bagi wisatawan. Pasalnya, kekayaan alam di Sulawesi Utara tidak hanya keindahan bawah laut, tapi juga danau, gunung, serta budaya masyarakatnya.
“Sulawesi Utara tidak hanya ingin diidentikkan sebagai Bunaken saja, kami memiliki banyak tempat indah lainnya seperti Likupang dan Pulau Lembeh. Sulawesi Utara juga memiliki gunung dan danau, sehingga kami ingin pariwisata Sulut dikenal berbasis ecotourism,” ujar Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Octavianus Estefanus Kandouw, saat menerima rombongan wartawan peserta “Promosi Pariwisata pada Media Nasional” dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (29/11/2019).
Steven mengatakan, pendekatan ecotourism akan membuat semua potensi itu terjaga atau dengan kata lain kekayaan dan keragamannya lestari hingga generasi selanjutnya. Sehingga multiplier effect yang muncul dari kehadiran wisatawan asing maupun lokal di Sulawesi Utara, dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi di daerah hingga nasional. “Pemerintah juga mendorong Kabupaten dan Kota untuk menciptakan berbagai event guna menarik wisatawan,” ujar Steven.
Saat ini, lanjut Steven, wisatawan mancanegara yang datang ke Sulawesi Utara masih didominasi wisatawan asal Cina yang memanfaatkan penerbangan langsung dari sejumlah daerah di Cina ke Manado.
Saat penerbangan langsung dibuka pertama kali pada 2016, jumlah penumpang sebanyak 40 ribu. Lalu meningkat pada 2017 sebesar 90 ribu, 2018 sebanyak 126 ribu, dan 2019 hingga November ini sebesar 129 ribu. “Spending wisatawan Cina rata-rata Rp 15 juta per orang,” ujar Steven.
Untuk pengembangan pariwisata, Steven sadar betul sejumlah hal harus ditingkatkan. Penambahan direct flight dinilai Steven sebagai tantangan tersendiri. “Proses dan teknis membuka penerbangan yang rumit perlu disederhanakan, penambahan personel untuk karantina serta imigrasi, dan harga avtur yang mahal jadi tantangan dalam menambah direct flight ke Manado,” jelas Steven.
Dari segi amenitas lanjutnya, lima hotel bintang 5 tengah dalam proses pembangunan. Untuk Sumber Daya Manusia (SDM), Steven menjelaskan setiap tahunnya Sulawesi Utara mengirimkan 150 mahasiswa untuk belajar bahasa mandarin ke Cina. “Kami juga ingin meminta bantuan pemerintah untuk mendirikan vokasi atau sekolah pariwisata untuk meningkatkan SDM,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenparekraf, Masruroh menjelaskan, Kemenparekraf memiliki lima program quick win dalam meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara. Satu di antaranya adalah mengakselerasikan mega event nasional.
Menparekraf ingin pada tahun 2020, diselenggarakan event-event yang lebih bermutu dan berskala internasional di lima destinasi super prioritas, yang salah satunya adalah di Likupang, Sulawesi Utara.
Dengan sentuhan kreatifitas yang mampu memberdayakan masyarakat setempat, mengangkat citra destinasi prioritas, dan daerah serta reputasi bangsa Indonesia.
“Keberadaan destinasi super prioritas Likupang dipastikan akan semakin memperkuat daya tarik pariwisata Sulawesi Utara,” ujar Masruroh. (Vin)