Perlu Sinergi Pemerintah dan Swasta Untuk Kurangi Penderita Stunting
Jakarta,Koranpelita.com
Penderita stunting pada anak Indonesia telah mencapai angka yang mengkhawatirkan yaitu 30,8 persen. Artinya, 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting. Ini melebihi batas maksimal angka yang ditoleransi WHO (World Health Organization) yaitu 20 persen.
Anak penderita stunting ini tumbuh tidak berkualitas karana tidak berkembang secara optimal. Dampaknya, perkembangan motorik, kognitif dan bahasa anak berkembang tidak maksimal.
Untuk mengurangi penderita stunting anak Indonesia tidak bisa mengandalkan pemerintah semata. Unsur swasta pun harus memiliki kepedulian dalam upaya mengurangi penderita stunting ini. “ Misalnya, Swasta bisa membackup pemerintah dalam memberikan fasilitas pendukung untuk mengurangi penderita stunting ini,” kata Indira Laksmi Silaen di sela-sela acara memperingati Hari Listrik Nasional yang ke 74 di Jakarta, Minggu (10/11/2019).
Direktur PT Amarta Mitra Selaras ini mengatakan pihak swasta telah memfasilitasi pemerintah atau pihak-pihak terkait lainnya dalam mendukung gerakan mengurangi angka stunting. Dirinya mengungkapkan, beberapa peralatan telah dibuat untuk mengukur dan menganalisa anak stunting
dan menghindarinya. Dia menyebutkan menyiapkan alat atropometri seperti alat pengkur tinggi badan, alat pengukur lingkar kepala, dan kartu menuju sehat. Sedangkan untuk melatih kognitif anak, Indira juga mengatakan telah menyiapkan beberapa peralatan edukatif.
Sementara, Kepala Satuan Komunikasi Korporat dan CSR PT PLN (Persero) I Made Suprateka menyatakan dukungan PT PLN dalam mengurangi anak stunting. Menurut dia, menjadi kewajiban PT PLN sebagai wujud corporate social responsibility mendukung pemerintah mengurangi anak stunting. (Vin)