Papua,Koranpelita, com
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan tetap konsisten meningkatkan konektivitas di Pr tvovinsi Papua Barat.
Sselain membuka keterisolasian wilayah, juga mengurangi biaya kemahalan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sedangkan tantangan yang senantiasa akan disikapi dengan posiif.
Misalnya, kondisi medan yang cukup berat, seperti hutan, pegunungan dan cuaca. Bahkan ketersediaan material konstruksi juga terbatas di Papua.
Diperoleh keterangan sejak 2018, Jalan Trans di Provinsi Papua Barat sepanjang 1.071 km telah tersambung dan terus ditingkatkan kondisinya.
Hingga 2019 sepanjang 743 km sudah beraspal dan sisanya masih agregat.
Memurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono , masyarakat sudah mulai merasakan manfaat keberadaan Jalan Trans Papua dan Jalan Perbatasan Papua. “Pembangunan Jalan Trans Papua terus dilanjutkan dan sisa pembangunan sekitar 32 km,” kata Menteri Basuki.
Dijelaskannya Jalan Trans Papua Barat terbagi menjadi dua segmen/ruas . Yaitu segmen I Sorong-Maybrat-Manokwari (595 km) menghubungkan dua pusat ekonomi di Papua Barat yakni Kota Sorong dan Manokwari yang kini dapat ditempuh dalam waktu 14 jam.
Ruas jalan ini juga terhubung dengan Pelabuhan Arar sebagai pelabuhan tol laut yang merupakan bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong., sepanjang 5450 km. Kondisinya hingga tahun 2019 adalah sepanjang 550 km .
Segmen Manokwari-Mameh-Wasior-Batas Provinsi Papua berhasil tembus pada Desember 2017.sepanjang 476 km, kondisi beraspal sepanjang 192 km, perkerasan tanah 283 km,
Menteri Basuki akui dalam pembangunan jalan Trans Papua Barat tetap ada tantangan. Misalnya, kondisi medan yang cukup berat, seperti hutan, pegunungan dan cuaca. Ketersediaan material konstruksi juga terbatas di Papua. (Otto)