Polisi Mengimbau Mahasiswa Untuk
Nenyuarakan Tuntutannya Secara Damai
Jakarta,Koranpeliat.com
Polisi menduga kelompok Anarko memiliki keterkaitan dengan aksi unjuk rasa mahasiswa yang akan berlangsung di depan Istana Negara, Senin (28/10/2019).
Terkait demo yang digelar, Polri mengingatkan mahasiswa yang menggelar aksi agar mengenali temannya dan mewaspadai penyusup. Alasannya, demo tersebut rawan disusupi kelompok anarkistis, apalagi atribut mahasiswa mudah didapatkan.
Mereka juga harus waspadai penyusup-penyusup yang masuk ke dalam kelompok mereka karena atribut mahasiswa bisa didapat mudah oleh siapa saja, ini yang kami khawatirkan.
Polisi juga mengimbau mahasiswa untuk menyuarakan tuntutan mereka secara damai. Jika situasi memanas, koordinator lapangan diminta mengendalikan dan meminta massa menahan diri.
Sebelumnya diberitakan, mahasiswa akan menggelar aksi unjuk rasa yang akan digelar siang nanti. Untuk itu, berharap kepada mahasiswa untuk tetap waspada setiap aksinya disusupi.
Berdasarkan informasi yang diterima melalui Chat WAG, “Demo Pelajar dan Mahasiswa Siapkan Senjata dan Perlengkapan Kerusuhan” Oleh: Arifin Siregar
Tersebar di dunia medsos para pelajar dan mahasiswa yang akan demo di Istana Merdeka dan kota lain telah mempersiapkan senjata, clurit, pistol rakitan, dan aneka senjata lain untuk membuat kerusuhan. Ada ajakan dan suruhan secara terstruktur dan sistematis. Tujuan satu. Kerusuhan karena pengikut HTI ikut bermain.
Informasi yang tersebar di WAG Pelajar di Jabodetabek yang mengatas namakan Pelajar dan Mahasiswa sungguh membuat kita miris. Betapa tidak. Para anggota WAG itu tidak saling mengenal. Mereka direkrut berdasarkan undangan WAG. Tidak ada yang bertanggung jawab di situ.
Isinya? Admin WAG tersebut mengarahkan kerusuhan. Perlengkapan demo untuk membuat kerusuhan termasuk susu, oksigen, masker, kacamata, helm, air mineral, coklat, fist aid, lakban yang semuanya di dalam ransel.
Dalam salah satu screenshot yang berhasil didapatkan, para perusuh tersebut terdiri dari tiga kelompok. Kelompok pertama bergerak menggunakan media sosial, WA, Telegram untuk menggalang peserta demo untuk berbuat rusuh, chaos.
Kelompok kedua bergerak dalam sel-sel ‘keyakinan agama’ dengan para pengikut HTI, FPI sebagai jangkar / anchor dari setiap kelompok. Kelompok ini dibagi dalam wilayah kampus dan sekolah seperti kota dan provinsi. Salah satu contoh adalah cuitan Dhandy Laksono misalnya. Narasi yang dibangun tak lepas dari tuntutan Jokowi mundur karena mereka belum menang.
Kelompok ketiga adalah para pencari dana baik di medsos maupun lewat para pendana secara lokal dan nasional. Contohnya Nadine Kusuma Pangestuti dan Ahmad Fauzi di Yogyakarta yang jika terjadi kerusuhan tinggal dicokok.
Nah bayangkan mereka merancang demo yang rusuh dengan persiapan pistol rakitan. Ini bukan demo. Mereka akan membuat kerusuhan. Polisi dan TNI harus bertindak tegas menangani demo yang berpotensi rusuh hari ini.
Masyarakat diharapkan berhati-hati. Karena mereka adalah para pendemo, kaki tangan mahasiswa korban indoktrinasi, yang ditunggangi kelompok radikal anti Pancasila, HTI, kelompok intoleran yang ingin menghancurkan Indonesia. Bukan gerakan mahasiswa dan pelajar yang normal dan waras.(Iv)