Jakarta,Koranpelita.com
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Irmansyah meresmikan klinik mandiri yang beroperasi di dalam Panti Sosial Bina Laras (PSBL) Harapan Sentosa 1, Cengkareng, Kamis (10/10/2019).
Klinik yang diberi nama Klinik Tiendra tersebut, menjadi satu-satunya klinik pertama yang beroperasi di dalam panti sosial yang berada di bawah naungan Dinsos DKI dan siap melayani warga binaannya.
“Ini dedicated untuk warga binaan PSBL HS 1, Kenapa? Karena dengan seperti ini maka pelayanan kepada warga binaan sosial, yang biasanya sampai dengan beberapa hari yang lalu masih dibawa ke Rumah Sakit Duren Sawit. Sekarang sudah bisa dilakukan di sini dan ini luar biasa. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,” ucap Irmansyah.
Sementara, Kepala PSBL Harapan Sentosa 1, Maria Margareta menjelaskan, panti yang di bawah naungannya memiliki 816 warga binaan yang setiap hari harus perawatan jalan ke RSKD Duren Sawit. Jarak antara panti ke RSKD Duren Sawit ini mencapai 37km, dimana memakan waktu 4 jam untuk perjalanan pulang perginya. Belum lagi, resiko yang akan diterima oleh petugas akan warga binaan.
Dengan adanya klinik ini, diharapnya dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada warga binaan, serta dapat menjadi contoh bagi panti sosial lainnya.
Dalam klinik ini, warga binaan dapat melakukan berbagai cek kesehatan, hingga pelayanan kesehatan jiwa.
Ia juga berterimakasih kepada jajaran Rumah Sakit se-provinsi DKI Jakarta yang berkenan menyumbangkan berbagai alat kesehatan untuk mendukung pelayanan di klinik tersebut, yaitu RS Pondok Indah, RS Hermina Daan Mogot, RS Hermina Depok, RS Mitra Keluarga Kalideres, RS Mitra Keluarga Kemayoran, RS Khusus Bedah Halimun, RS Ciputra, RS Columbia Asia, RS MRCCC, dan RS Medistra.
Dikesempatan yang sama, Sekretaris Utama Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Kisworowarti mengapresiasi dengan adanya Klinik Tiendra ini. Ia pun mengaku siap, jika nantinya ada pelayanan BPJS yang dibutuhkan, mengingat kebutuhan warga binaan di PSBL HS 1 merupakan pengobatan jangka panjang.
“Kami sangat mengapresiasi di dalam panti ini sudah ada klinik utama, yang semua ijinnya sudah dilengkapi oleh Bu Tinke dan jajarannya, sehingga kita lanjuti dengan MoU. Karena semuanya di sini hampir 100 persen peserta BPJS Kesehatan. Warga binaan punya JKN KIS, karena pengobatannya jangka panjang, jadi biayanya juga kan mahal,” tandasnya.(Ivn).