Jakarta,koranpelita.com
Rumah Zakat membentuk Desa Tangguh Bencana, yaitu desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana serta memulihkan diri segera dari dampak bencana yang merugikan.
Saat ini sudah ada 28 Desa Tangguh Bencana yang tersebar di 22 kota di Indonesia. Adapun program yang dilakukan untuk membentuk masyarakat yang tangguh antara lain penyuluhan kebencanaan, simulai siaga bencana, pembuatan jalur evakuasi di desa, membuat media edukasi bencana, dan merekrut pemuda tangguh bencana.
“Dengan terbentuknya Desa Tangguh Bencana diharapkan warga desa terutama yang berada di daerah rawan bencana bisa lebih siap untuk melakukan pencegahan maupun siaga saat bencana terjadi sehingga meminimalisasi dampak kerugian yang terjadi,” kata Murni Alit Baginda, Chief Program Officer Rumah Zakat di Jakarta, Kamis (29/8).
Selain melatih warga desa untuk tangguh bencana Rumah Zakat juga menyediakan Superqurban sebagai makanan yang mudah disalurkan saat bencana. Selama Januari hingga Juni sebanyak 10.558 paket Superqurban tersebar ke wilayah pelosok maupun bencana di Indonesia.
Penanggulangan kekeringan
Pemerintah memprediksi musim kemarau tahun ini akan mengakibatkan 48.491.666 jiwa terancam kekeringan di 28 provinsi. Saat ini sekitar 92 persen wilayah Indonesia mengalami kemarau.
Di sisi lain, cuaca kering di beberapa wilayah berpotensi memicu Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Untuk menanggulangi hal tersebut melalui Rumah Zakat Action selama periode Mei-Agustus 2019, Rumah Zakat telah mendistribusikan sebanyak 451.000 liter air bersih di 17 titik kekeringan di 7 provinsi di Indonesia. Jumlah tersebut akan terus meningkat pada puncak kemarau yaitu Agustus hingga September.
Untuk pekan ini Rumah Zakat akan mengirim bantuan air bersih di 30 titik kekeringan di 11 provinsi. “Kekeringan yang terjadi di Indonesia ini berulang setiap tahunnya. Pemberian air bersih merupakan salah satu bentuk respon jangka pendek untuk mengurangi dampak kekurangan air di masyarakat.
Ada upaya-upaya lain yang kami lakukan sebagai solusi kekeringan di kemudian hari, yaitu menyediakan logistik dan peralatan,berupa penyediaan tangki air dan pipanisasi serta pembuatan sumur bor” tutur Murni.
Sebagai contoh Pembuatan sumur bor yang sudah dilakukan di Desa Angsana, Kecamatan Angsana, Pandeglang, Banten. Dan akan menyusul untuk wilayah Cianjur dan Sukabumi, untuk pipanisasi dilakukan di Desa Berdaya Cisolok, Tasikmalaya.
Sedangkan tangki air atau Penampungan Air Hujan (PAH) di Kp. Pasir Peuti, Desa Sukamulya, Kec. Sukaluyu, Kab. Cianjur. Rumah Zakat juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menanggulangi bencana, baik bencana kekeringan yang melanda saat ini maupun melalui aksi mitigasi dan respon atas bencana yang terjadi. (Vin)