Madinah, Koranpelita.com
Petugas berjaga di pintu nomor 6 Masjid Bir Ali. Eroh Bahiroh salah satu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang mengemban tugas sebagai pembimbing ibadah di Masjid Bir Ali.
Baru berbincang, rekan Eroh Bahiroh memanggil dari kejauhan. “Bunda, ambulans jamaah sakit sudah datang,” ujar Yuna rekan Eroh.
Petugas bergegas menuju mobil Ambulans yang membawa tiga jamaah haji yang akan miqat. Satu di antara mereka, seorang ibu lanjut usia yang terbaring di velbed dan dua orang lagi duduk di kursi di dalam ambulans ditemani seorang dokter dan seorang perawat.
Mereka adalah jamaah haji dari Embarkasi Surabaya (SUB), Jakarta-Bekasi (JKS) dan Lombok (LOP) yang tengah sakit sehingga dievakuasi ke Makkah menggunakan ambulans
Dengan sigap, Eroh Bahiroh membimbing mereka untuk melafazkan niat umrah, shalat di dalam ambulans dan membimbing bertalbiah.
“Ibu masih punya wudhu? Silakan shalat sunat di sini saja ya bu,” bisiknya pada salah seorang ibu yang duduk di salah satu sisi ambulans.
Lalu ia beralih pada seorang ibu yang terbaring di velbed ambulance dan membimbingnya dengan penuh kesabaran.
“Ya Allah….berikan mereka kesehatan dan kesembuhan agar bisa bertamu ke rumahMu dan menggapai haji yang mabrur,” sambil menahan haru.
Eroh Bahiroh sebagai pembimbing ibadah di sektor Bir Ali, ia akan bimbing semaksimal mungkin agar jamaah sakit dapat melafalkan niat umrah.
“Kalau sudah berapa kali diulang tidak mampu, yang penting dia merespon seperti yang tadi itu, yang kemarin-kemarin kondisi yang sakit, Alhamdulillah masih bisa melafalkan,” tuturnya.
Ambulans itu akhirnya melaju ke Makkah. Kami pun kembali ke pintu 6 Masjid Bir Ali tempat jamaah perempuan melaksanakan salat.
“Setiap ada jamaah, saya upayakan sebisa saya membimbing (mereka), terutama lansia,” ujar Eroh, Rabu 24 Juli 2019.
“Ada yang tidak bisa melafalkan secara fasih, maka saya bimbing satu-satu karena saya kuatir ada jamaah yang tidak niat,” tutur ibu dua anak ini.
Pegawai Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Banten ini senantiasa mengingatkan dan memastikan jamaah sudah niat. “Karena niat umrah di Bir Ali hukumnya wajib,” ujarnya.
Tidak berapa lama, jamaah haji Indonesia mulai berdatangan, bu Eroh mengarahkan mereka untuk melaksanakan shalat tahiyatul masjid dan shalat sunat umrah.
“Silakan bu, jamaah perempuan masuk lewat pintu ini, simpan alas kaki di kotak sepatu itu yaa!,” serunya dengan suara yang mulai terdengar serak.
Beberapa di antara jemaah perempuan, tampak jamaah lansia yang tetap berkeras ingin salat di masjid, dengan sigap bu Eroh menuntunnya meniti tangga masjid dan mengarahkan petugas lain yang ada di dalam masjid agar menjaga jamaah tersebut hingga selesai salat.
Hari ini, sedianya akan ada 20 kloter jamaah haji Indonesia yang miqat di Bir Ali berbaur dengan ratusan jamaah haji dari berbagai negara.
Miqat di Bir Ali memang dianjurkan hanya 15 menit saja. Jamaah yang sudah selesai niat dan salat didorong untuk segera kembali ke bus dan diberangkatkan ke Makkah, seperti disampaikan Sekretaris Sektor Bir Ali Basnang Said.
Seperti yang terlihat di siang itu, jemaah yang datang dan pergi silih berganti.
Saat jamaah yang telah selesai salat mulai keluar masjid, bu Eroh kembali mengingatkan mereka agar berniat dan tidak lagi memakai wangi-wangian.
“Setelah niat, jangan pakai make up lagi, apalagi parfum, kaus kaki, kerudung harus rapi, yang tidak pakai kaus kaki saya belikan dulu kaus kakinya, kami (petugas Bir Ali) juga menyedikan sandal,” jelasnya.
Dengan lembut ia merapikan kerudung seorang ibu yang beberapa helai rambutnya terlihat, kemudian menuntun jamaah agar berniat umrah dan bertalbiah. (djo/mch)