Salatiga, Koranpelita.com
Berbagai produk inovasi dan kreasi lingkungan hidup dipamerkan dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Taman Kota Salatiga, Rabu (17/7).
Salah satu produk yang menjadi perhatian publik dalam acara itu adalah plastik berbahan dasar singkong.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang hadir dalam acara tersebut juga penasaran dengan plastik unik itu. Ia pun langsung mengorek informasi dari perusahaan yang membuat plastik bernama bio plastik tersebut.
“Siapa ini yang buat, ayo sini maju ke depan,” tanya Ganjar.
Direktur Sinar Jaya Plastindo, Whelly Sujono kemudian berlari mendekati Ganjar. Di tangannya sudah menenteng plastik hasil olahan dari perusahaannya.
“Ini namanya bio plastik pak, ini bahannya dari singkong. Plastik ini ramah lingkungan, hanya dalam waktu seminggu saja, bisa langsung terurai,” jelas Whelly kepada Ganjar.
Whelly menerangkan, perusahaan yang terletak di Kabupaten Sukoharjo itu telah memproduksi plastik sejak 14 tahun lalu. Whelly mengakui, bahwa selama ini perusahannya menjadi salah satu penyumbang sampah plastik di Indonesia.
“Nah produk bio plastik ini kami buat untuk penebus dosa, karena kami telah ikut mengotori bumi Indonesia,” terangnya disambut tepuk tangan semua peserta.
Selama ini, produk bio plastik sudah digunakan di sejumlah rumah sakit di Indonesia. Pihaknya juga sedang berjuang untuk memasarkan produknya ke mall, swalayan dan pusat-pusat perbelanjaan.
Ganjar sendiri mengapresiasi langkah Whelly membuat plastik yang ramah lingkungan. Apalagi, produk itu muncul atas kesadaran perusahaan untuk bertanggungjawab terhadap lingkungan.
“Ini menarik, saya bangga ada plastik ramah lingkungan dan diproduksi di Jateng,” ucapnya.
Persoalan sampah plastik lanjut dia memang menjadi perhatian serius pemerintah. Belum lama ini, Ganjar mengatakan bahwa Presiden mengumpulkan seluruh Gubernur, Bupati/Wali Kota terkait penanganan persoalan sampah itu.
“Saya senang hari ini, ditampilkan banyak karya dari masyarakat termasuk dunia usaha tentang pengelolaan sampah plastik. Ternyata, kita sudah punya bioplastik yang ramah lingkungan, tapi sayang kurang populer,” terangnya.
Maka lanjut Ganjar, tugas pemerintah adalah mendorong semua inovasi tentang pengelolaan sampah, termasuk pemanfaatan bio plastik. Ia bertekad mendorong Jateng jadi provinsi bio plastik.
“Kalau misal kami buat kebijakan, tahun depan 50 persen plastik harus menggunakan bio plastik, maka ini akan menjadi gerakan mengurangi sampah plastik. Dan 2-5 tahun kemudian bisa 100 persen,” terangnya.
Caranya lanjut Ganjar, pihaknya akan mendorong semua perusahaan plastik membuat bio plastik. Jika mau, maka pemerintah akan memberikan insentif.
“Hari ini sudah ada contohnya, publik bisa melihat, ada barangnya, bisa digunakan. Kalau ini semua dijalankan, maka kita bisa mengelola lingkungan dengan baik,” terangnya. (sup)