Madinah, Koranpelita.com
Mohammad Al Jufri Ahyi Singgit (17) satu dari jamaah asal Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur yang tergabung dalam kloter 11 Embarkasi Surabaya masih belia di antara jamaah lainnya.
Hotel Al Mathera (2) yang berada di sektor 3 Daerah Kerja Madinah Al Munawarah, kedatangan 450 orang jamaah haji asal Pamekasan, Madura
Di antara jamaah haji Singgit terlihat berbeda, ia masih terlihat sangat muda, sementara jemaah lainnya sudah berumur bahkan memasuki usia senja.
Di usianya yang baru 17 tahun ia berkesempatan menunaikan ibadah haji bersama kedua orang tuanya. Dia sudah didaftarkan ibunya untuk berhaji pada usia 9 tahun, ketika kelas 3 SD.
Singgit yang pandai bahasa Arab tengah menempuh pendidikan di Pesantren Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
“Alhamdulilah bahagia (pergi haji). Untuk ibadah ini, saya izin sekolah selama dua bulan,” katanya Rabu (10/7).
Singgit mengaku ingin sekali berkuliah di Kota Madinah. Pasalnya, dari kota inilah lahir ulama-ulama besar dunia. Dia mengatakan, cita-citanya adalah menjadi ‘pelurus umat’.
Kepada anak-anak muda Indonesia, Singgit berpesan untuk bisa membahagiakan orang tua.
“Jadilah orang yang selalu mencari ridha Allah, membahagiakan orang tua, bisa meluruskan umat,” kata Singgit.
Orang tua Singgit adalah pegawai swasta. Ibu Singgit, Suhartini, sudah tiga kali naik haji. Suhartini mengatakan, kemampuannya untuk membawa Singgit ke tanah suci adalah “pertolongan dan ridha dari Allah.”
Putra pertama Suhartini telah meninggal dunia. Sehingga inggit kini adalah anak satu-satunya.
“Saya berdoa buat Singgit semoga jadi anak yang soleh, punya ilmu, sukses, dan diridhai Allah,” katanya. (djo/mch)