Kabupaten Magelang Targetkan Dua Juta Wisman
Magelang,koranpelita.com
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), menjadi mesin penggerak pariwisata di destinasi branding Joglosemar (Jogya, Solo, dan Semarang) yang tahun ini ditargetkan bisa dikunjungi dua juta wisatawan mancanegara (wisman) . Target itu 10 persen dari target nasional pada 2020 sebesar 20 juta wisman.
“Dari 2 juta wisman tersebut, 500.000 wisman di antaranya datang ke Candi Borobudur sebagai ikon pariwisata nasional serta destinasi pariwisata super prioritas,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang Iwan Sutiarso dalam Media Gathering dengan Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) yang diselenggarakan Biro Komunikasi Publik (Komblik) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di MesaStalia Resort and Spa Magelang, Rabu Malam (10/7/2019).
Iwan Sutiarso didampingi Karo Komblik Kemenpar Guntur Sakti, Ketua Pesona Magelang (Pesma) Syahrudin, dan Senior Manager MesaStalia Resort and Spa Magelang Laila Purnamasari pada kesempatan itu menjelaskan, posisi Magelang yang berada di episentrum atau pusat destinasi Joglosemar sangat diuntungkan karena dikunjungi wisatawan (wisman dan wisnus) dari tiga arah; Semarang, Jogja, dan Solo. Ketiga kota itu masing-masing didukung infrastruktur bandara internasional.
“Pariwisata Magelang didukung unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) yang memadai sehingga menjadi destinasi andalan di Joglosemar,” katanya.
Sementara itu untuk Amenitas, lanjut Iwan, Magelang memiliki hotel berbintang, resort, serta homestay yang tersebar di 51 desa wisata termasuk di desa pinggiran komplek Borobudur. Salah satunya adalah
Mesastila Resort. Resort ini menyuguhkan nuansa keindahan alam menjadi bagian destinasi wisata di Magelang sebagai kota tertua kedua yang memiliki nilai tinggi wisata sejarah di Indonesia.
Karena yang menarik dari Mesastila Resort yaitu terdapat bangunan Belanda dengan nilai historis, milik Gustarf Vanders One sebagai pemilik lahan perkebunan pertama sebelum berubah menjadi resort.
Marketing manager mesastila resort Laila purnama sari mengatakan, resort ini terletak di antara Gunung Andung, Merbabu, Merapi, Sindoro, Sumbing, Telomoyo, Ungaran dan Gunung Prau. “Total area resort seluas 22 hektar (ha), 11 ha digunakan untuk resort dan fasilitas dan 11 ha yang lain digunakan untuk perkebunan kopi yang masih aktif dikelola sampai saat ini,” kata Laila.
“Pengembangan pariwisata di Magelang mengedepankan pengembangan berbasis komunitas atau ‘community based development’. Usaha pariwisata melibatkan masyarakat setempat,” tambahnya.
Magelang juga memiliki atraksi budaya, alam, dan buatan yang dikemas dalam wisata petualangan dan sport tourism. Dua atraksi sport tourism yakni Borobudur Marathon dan MesaStalia Peak Challange yang setiap tahun mendatangkan banyak wisman.
Borobudur Marathon bahkan telah masuk Top-10 dalam 100 Calender of Event (COE), sedangkan MesaStalia Peak Challenge memasuki tahun ke-9 yang tahun ini bernama MesaStila100.
“Penyelenggaraan MesaStila100 tahun ini akan berlangsung pada 4-6 Oktober 2019. Pada penyelenggaraan tahun lalu diikuti 406 peserta, 107 di antaranya dari mancanegara atau mewakili 25 negara,” ujar Laila.
Kepala Biro komunikasi publik Kementrian Pariwisata Guntur Sakti mengatakan, bahwa Kabupaten Magelang mempunyai portofolio produk pariwisata yang cukup lengkap, baik alam, budaya dan pelayanan, salah satunya adalah mesastila resort.
Menurutnya, Magelang mempunyai 15 candi dengan nilai sejarah tinggi yang masuk dalam salah satu dari tujuh keajaiban dunia, juga terdapat empat bandara sebagai akses dan seolah menjadi epicentrum di Provinsi Jawa Tengah karena tersambung dengan akses tol trans jawa dan sebagainya. Selain itu kata Guntur, saat ini Magelang menjadi salah satu tempat yang masuk dalam kalender event nasional dari sepuluh terbaik, yaitu ‘Borobudur Marathon’.(Vin)