Sampit, Koranpelita.com
Camat Tualan Hulu di pedalaman utara Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Provinsi Kalteng, Rusmanto, S.Sos berharap dan berdoa meskipun Rabu malam (12/6) di wilayahnya terjadi hujan yang cukup lebat, namun ia berdoa agar debit air tidak meninggi alias banjir tidak tambah parah.
Rusmanto juga memohon untuk doanya supaya dengan wilayahnya ini kembali dilanda hujan lebat agar banjir tidak semakin parah di Kecamatan Tualan Hulu Kotim ini.
Sebagai informasi , Kecamatan Pemekaran Tualan Hulu di wilayah utara Kotim merupakan pemekaran dari Kecamatan Parenggean, yang merupakan wilayah paling tertinggal di daerah ini.
Sejak masuknya investasi perkebunan sawit secara besar-besaran ke Kotim,wajah lingkungan telah berubah, dimana diduga deforestasi terhadap hutan kian cepat dan berubah menjadi lahan perkebunan sawit.
Akibatnya, tidak ada lagi hutan penyangga yang meresap air.Sehingga jika terjadi hujan lebat, maka di banyak wilayah di Kotim banjir.
Di era masa keemasan kayu atau dengan istilah emas hijau di daerah ini dulu, juga tidak membawa masyarakatnya sejahtera ,kecuali kerusakan lingkungan dan ketertinggalan dan penuh dengan keterbatasan.
Sedangkan di era kini, di masa perkebunan sawit begitu dominan berinvestasi di daerah ini, tidak terlihat korelasinya dengan kesejahteraan masyarakatnya secara signifikan.
Menurut Ketua DPRD Kotim H.Jhon Krisli SE MSi, Kotim sudah memiliki Perda tentang CSR, tetapi implementasinya harus dipertajam.Sebab regulasi itu mengatur bagaimana investor perkebunan sawit di Kotim peduli dengan masyarakat sekitar mereka berinvestasi.
Misalkan, disekitar itu kekurangan pengajar , tenaga medis dan bidan, maka investor harus membantu menghadirkan tenaga yang diperlukan tersebut yang digajih pihak perusahaan.
Sebab mengharapkan tenaga yang dibutuhkan dengan berstatus PNS atau tenaga kontrak sangat terbatas. (Ruslan AG).