Sampit, Koranpelita.com.
Adanya keinginan dan rencana pembangunan jembatan tambahan dan aquarium di komplek Patung Ikon Jelawat yang menjorok ke tengah Sungai Mentaya di Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim ) Provinsi Kalteng, dinilai Riduwan Kesuma seorang akademisi di daerah ini hal tersebut kurang bermanfaat.
Menurutnya, ketika dikonfirmasi via ponselnya Sabtu (1/6), menyarankan kepada pemerintah daerah , lebih bermanfaat membangun jembatan langsung sampai ke Kecamatan Seranau.
“Kami masyarakat Kotim siap urunan dana semampu kami sebagai sumbangan untuk membangunnya. Terimakasih,” ujar Riduwan Kesuma seorang dosen di Perguruan Tinggi di Sampit.
Hal senada diungkapkan Riduwan Kesuma di di dunia maya melalui akun Facebook miliknya.
Pantauan di lapangan, selama ini Kecamatan Seranau di hadapan Kota Sampit yang di pisah Sungai Mentaya, karena tidak ada jembatan penghubung ke Kecamatan Seranau ke Sampit menjadi sangat tertinggal dibandingkan Sampit sebagai ibukota Kabupaten Kotim itu.
Tetapi jika dibangun jembatan yang menghubungkan kedua wilayah ini yang panjang jembatannya kurang dari satu kilometer, maka geliat Kecamatan Seranau sebagai pengembangan wilayah Kota Sampit akan cepat terwujud.
Akan tetapi anggaran untuk membangun jembatan dimaksud diperkirakan lebih dari Rp1 triliun, maka seharusnya masuk dalam APBN. Sebab anggaran Kotim tidak mampu untuk membangun jembatan tersebut.
Tetapi dengan adanya proyek yang diduga mercusuar menelan anggaran tidak sedikit namun skala prioritas dan azas manfaatnya dipertanyakan,tidak sedikit yang bersikap kritis terhadap program pembangunan seperti rujab megah Bupati Kotim dan Patung Ikon Jelawat di Sampit.
Bahkan ada praktisi pelayaran yang menilai keberadaan komplek Ikon Jelawat yang menjorok ke Sungai Mentaya dianggap menggangu pelayaran. Karena posisinya berdekatan dengan Pelabuhan Sampit.
Pernah terjadi insiden kapal penumpang milik swasta yang ingin bersandar di Pelabuhan Sampit, tersenggol komplek Patung Ikon Jelawat dan harus membayar ganti rugi untuk perbaikannya.
Sedangkan rampungnya pembangunan jembatan cempaka di Kotim yang rencananya akan membuka akses jalan darat beberapa kecamatan di Kotim ke Sampit belum fungsional. Sebab badan jalan darat di Kecamatan Cempaga, Seranau dan Pulau Hanaut masih belum rampung. ( Ruslan AG ).