Sampit, Koranpelita.com
Sejumlah proyek multiyears di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Provinsi Kalteng, diduga terdapat proyek mercusuar yang tidak mendesak dan skala prioritas serta azas manfaatnya juga menjadi tanda tanya.
Semisal pembangunan obyek wisata ikon jelawat yang menelan APBD Kotim puluhan miliar rupiah. Pembangunan rumah jabatan bupati sekitar Rp22 miliar itu hanya pembangunan fisiknya belum lagi mebelerisasinya.
Dan ini proyek yang disinyalir dipaksakan karena proyek reguler yang dikerjakan secara multiyears. Belum lagi pembangunan tempat perizinan terpadu di Sampit yang menelan anggaran sekitar Rp40 miliar.
Wakil Ketua DPRD Kotim dari Fraksi Partai Golkar H.Supriadi MT, S.Sos belum lama ini di Sampit mengatakan adanya sejumlah proyek multiyears di Kotim karena melanjutkan program yang sudah ada.
Tetapi menurutnya terkait pembangunan ikon jelawat waktu itu ia tak sependapat dan tidak menyetujuinya.
Sedangkan menyangkut pembangunan RSUD dr Murjani secara multiyears sekitar Rp150 miliar dia sependapat sebab berkaitan langsung dengan kesejahteraan rakyat di bidang pelayanan kesehatan.
Senada dengan H. Supriadi , Wakil Ketua DPRD Kotim dari Fraksi Partai Demokrat Parimus, SE mendukungnya. Hanya saja aspek pembangunan dari rumah sakit itu harus tetap diawasi supaya berjalan sesuai harapan rakyat.
Sementara itu Ketua Fraksi Partai PDI Perjuangan DPRD Kotim, Rimbun ST, menyayangkan tidak fungsionalnya pasar depan taman Kota Sampit yang telah lama rampung dan menelan anggaran sekitar Rp25 miliar.
Terlihat mubazir padahal lokasinya berada di tempat strategis di Kota Sampit. (Ruslan AG)