Masjid Al Azhar Benteng Umat Islam Sepanjang Zaman

Masjid Agung Al Azhar, kokoh gagah perkasa menjulang ke langit. Bangunan berlantai dua itu tidak lebih tinggi dari bangunan sekelilingnya, namun memberikan kesan kuat membentengi sekitarnya.

Masjid Agung Al Azhar berdiri tegak di tengah metropolitan. Berada di ruas Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Keberadaannya menjadi penyeimbang di antara bangunan pencakar langit, tampil indah dan menghadirkan kesejukan.

Masjid Agung Al Azhar berada satu kawasan dengan Yayasan Pendidikan Al Azhar dan Universitasa Al Azhar Indonesia. Berada di lokasi strategis, membutuhkan keteguhan pengurusnya. Banyak pihak berhasrat menguasai lahan untuk keperluan bisnis. Pelaku bisnis melakukan berbagai cara untuk menyulap menjadi pusat perdagangan bertaraf internasional.

Untuk itu pengurus hendaknya konsisten dengan cita-cita awal, mendirikan masjid lengkap dengan sarana pendidikan untuk kemaslahatan umat. Mempertahankan masjid selain memberikan kesejukan dan keindahan lingkungan, juga mempercantik kawasan dengan halaman terbuka yang hijau serta rindang.

Metropolitan memerlukan lahan luas untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan. Kawasan terbuka hijau yang sangat dibutuhkan kota menjadi sangat terbatas, termasuk tanah lapang yang menjadi halaman masjid. Untuk itu pengurus agar mempertahankan dari berbagai unsur kepentingan yang akan menghilangkan kawasan masjid lengkap dengan sarana pendukungnya.

Youth Islamic Study Club (YISC) Al Azhar menjadi bagian dari kesemarakan masjid berkubah bersar dengan cat warna putih. Di aula berukuran besar kelompok anak muda melafalkan bacaan Al Quran. Masing-masing dibimbing pemandu yang semangat dan sungguh-sungguh. Kesungguhan itu terlihat dari bahu-bahu yang ikut tergetar serta suara yang menggelegar memenuhi ruangan. Semuanya berusaha mempelajari bagaimana membaca Al Quran dengan bacaan yang tartil.

Kelompok tadi dibagi berdasarkan tingkat penguasaan membaca Al Quran. Ditempat itulah, derap langkah para anak muda tadi bermuara. Dihari libur, disaat orang lain lebih memilih beristirahat atau bersenang-senang, mereka memulai Minggu pagi dengan menuntut ilmu. Fenomena yang mulai jarang ditemui di tengah jaman yang kian hedonis.

Saat adzan berkumandang, serentak seluruh kegiatan terhenti. Mereka bergegas berwudhu untuk solat berjamaah. Inilah sekelumit potret kelompok pembelajar yang sadar pada ketaatan agama, berusaha kembali pada Al Quran dan Sunnah sebagai petunjuk yang harus di pelajari.

Mentari di atas kubah itu seolah tersenyum memancarkan sinar kepuasan demi menyaksikan rumah Allah begitu semarak dengan anak-anak muda yang penuh semangat. Anak-anak muda yang mencerahkan masanya dengan mempelajari agama. Mentari itu seolah berkata, masjid kini tak lagi ditinggalkan.

Masjid Al Azhar memiliki magnet bagi kaum muda. Kenyamanan dan ketenangan saat beribadah disana. Tak hanya kaum muda, para orangtua dan lanjut usia tak menyurutkan langkahnya untuk datang. Shaf-shaf sholat ditegakkan, orangtua di shaf terdepan. Mereka menyewa kamar khusus saat Ramadhan dan tinggal di dalam masjid satu bulan lamanya.

YISC Al Azhar, potret anak muda masa kini yang peduli terhadap syiar agama, mengikrarkan diri dalam wadah organisasi kepemudaan di Masjid Al Azhar. Mereka bertujuan menyemarakkan dan menghidupkan masjid dengan akitivitas positif yang membangun ruhiah namun juga intelektualitas dan wawasan pemikiran.

Bimbingan Studi Quran (BSQ), Studi Islam Intensif (SII), Kajian Fiqh, hingga kegiatan sosial, semisal bimbingan anak asuh (PAYISC) dan forum-forum diskusi kepemimpinan ditegakkan. Saat berada di dalam kegiatannya, siapapun akan tersenyum bangga melihat mereka memuliakan dan menyantuni anak-anak yatim serta mendidik anak-anak tak mampu dengan tulus ikhlas.

Semangat muda yang dilandasi ketulusan inilah yang menarik untuk diikuti. Semangat mencari ilmu dan beramal, menyatukan potensi dan mengambil peran untuk membangun generasi bangsa. Karena bukankah cikal bakal suksesnya suatu bangsa terletak pada moral pemudanya.

Moral positif ditemukan dalam diri pencari ilmu di masjid-masjid dan tempat lain yang mengadakan pengkajian komitmen kepada ketaatan Al Quran dan As-Sunnah. (djo)

About redaksi

Check Also

PNS Kodiklatal Surabaya Gelar Aksi Donor Darah dalam Rangka HUT KORPRI ke-53 Tahun 2024

Surabaya, koranpelita.com Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) ke-53 Tahun 2024, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca