Jakarta, Koranpelita.com
Nenek Rina (70) masih setia membuat tikar daun pandan. Di tengah metropolitan, lahan yang sempit dan sawah jadi rumah. Sulit mendapat bahan baku daun pandan.
“Jauh nyarinya, ini sepohon harus nunggu sebulan baru bisa metik lagi,” katanya disela membersihkan dari dari daun pandan yang baru dipetiknya.
Tidak banyak pembelinya, banyak orang membeli tikar plastik. Banyak juga yang menggunakan karpet
“Hanya orang-orang yang masih suka menggunakan tikar pandan,” ujarnya. Tidak banyak, tapi masih ada satu dan dua biji yang laku. Untuk membuat juga tidak mudah, tidak semua orang bisa.
Untuk membuat tikar pandan ukuran 2×3 meter membutuhkan waktu dua pekan. Sebulan paling dapat satu, karena menunggu daun pandan dapat dipetik, sesudah itu dijemur disiangin dan baru dapat dianyam.
Untuk harga juga lumayan untuk ukuran masyarakat kebanyakan. Tikar pandan ukuran 2×3 meter dipatok harga Rp300.000.
“Lumayan buat jajan cucu,” kata nenek Rina sambil terus menyiangi daun pandan. Memisahkan daun dengan duri yang menempel di sisi daun dan bagian tengahnya.