Di Hari Pencoblosan jangan ada yang menganggu akses internet.
Jakarta, Koranpdlita.com
Untuk itu Menteri Kemkominfo Rudiantara harus jamin tetap tersedia akses internet selama proses pencoblosan sampai ahir penghitungan Pemilu 2019. Karena semua pihak ingin hasil Pemilu 2019 ini benar benar Jujur, Adil, Bermartabat dan Beradab.
“Kendali ada atau tidak adanya pelayanan internet mulai saat pencoblosan sampai selesai penghitungan jadi tanggung jawab Pemerintah Pusat terutama Kemkominfo RI “, ujar H.M.Ismail, SH, MH, Ketua Umum Tim Penyelamat dan Pembela Aset Telekomunikasi Indonesia (Pepati) usai menutup Rakernas Tim Pepati, di Jakarta, Jum’at 5 April 2019.
Hal itu dikatakan H.M.Ismail berkaitan adanya indikasi di hari pencoblosan 2019 bisa diganggu liwat meng “eror” kan” pasilitas internet di tanah air. Karena seperti diketahui bahwa saksi saksi dan pengawas kubu 02 di TPS TPS dalam proses pelaporan di lapangan benar benar andalkan kecanggihan internet.
Sistem pelaporan kubu 02 dengan gunakan jasa internet sudah terbaca kelemahannya oleh kubu 01. Oleh karena itu kata Ismail yang tahun 2001 – 2003 dikenal berhasil batalkan rencana pemerintahan Gus Dur jual PT.Telkom Divre IV Jateng & DI Jogjakarta ke Temasek Singapura wanti wanti jangan sampai internet di “eror” kan.
Peluang kecurangan diduga diawali dengan terganggunya fasilitas internet sangat besar.
Penghitungan cepat oleh lembaga survey akan tersaing jika rakyat peserta Pemilu juga melakukan penghitungan sendiri. Hitungan yang dilakukan rakyat lebih akurat. Oleh karena itu Internet akan diganggu agar image building untuk salah satu Paslon Pilpres diumumkan lebih dulu melalui penghitungan cepat.
Itu sebabnya pemerintah harus didesak jangan utak atik fasilitas internet. Kecurangan diduga akan terjadi bebas tanpa bisa dimonitoring oleh siapapun juga, jika akses internet terganggu.
Secanggih apapun perangkat yang dimiliki jika akalnya tidak sehat maka akses Internet ini akan di “eror” kan. Ditambah lagi salah satu satelit yang dimiliki oleh Indosat adalah dibawah kendali China.
Wajar jika belakangan ini masyarakat Indonesia harus mewaspadai Indosat. Karena Indosat sampai saat ini tetap dikendalikan China. Meskipun sudah sudah dimiliki Qtel (Qatar Telekomunication) tetap saja PT. Temasek Singapura masih berkepentingan dengan Indosat.
Minggu lalu dalam sebuah uji coba semua sistem komunikasi yang berbasis internet sempat terganggu. Kejadian itu sempat membuat gaduh pemakai medsos di tanah air.
“Oleh karena itu kejadian ini jangan sampai terjadi 17 April 2019 besok,” ujarnya.
Dikatakan Ismail sejak dua minggu lalu hacker hacker luar negeri sudah berdatangan buat meneruskan kerja tim mereka yang datang sebelumnya, ini harus diwaspadai.