Pandeglang, Koranpelita.com
Ibu Negara Iriana Jokowi bersama anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK) bidang lingkungan di bawah koordinasi Ny Uga Wiranto, Senin (11/3) secara simbolis memimpin penanaman Mangroe secara serentak di 10 provinsi.
Total penananam 53.000 pohon. Terdiri dari mangrove dan pohon multipurpose species atau MPTS dan pohon produktif masing-masing di Labuan Pandeglang Banten, Purworejo Lampung Timur, Donggala Sulawesi Tengah , Pohuwato Gorontalo, Cirebon Jawa Barat, Langkat Sumatera Utara, Brebes Jawa Tengah, Lombok Barat NTB, Tanah Bumbu Kalimantan Selatan, dan Ambon Maluku.
Ibu Negara Iriana Jokowi dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla didampingi Menteri LHK Siti Nurbaya, Ny Pratikno, Ny Tjahyo Kumolo dan Ny Hadi Tjahyono juga melakukan “teleconference” dengan ibu-ibu para isteri menteri yang bertugas di 9 provinsi bersama Pejabat Pemda, jajaran TNI dan Polri di daerah serta Dharma Pertiwi.
Dalam “teleconference” tersebut, Ibu Negara menerima laporan dan memberikan pesan untuk semua ibu-ibu tetap semangat dan optimistis meski dalam kondisi hujan dan panas di beberapa daerah untuk terus menanam pohon, khususnya mangrove.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menyampaikan penghargaan yang sangat tinggi atas langkah kerja OASE menanam mangrove, di mana program ini memang menjadi program prioritas Pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK).
“Kita memiliki sekitar 3.4 juta ha mangrove dan diantaranya agak kritis sampai dengan kritis seluas lebih kurang 1.08 juta ha, sehingga harus diperbaiki segera,”ujar Menteri LHK Siti Nurbaya
Karena itu kata Siti Nurbaya, akan ditanam mangrovge sebanyak-banyaknya di seluruh daerah dan akan ditindak lanjuti lagi setelah Banten hingga mencapai satu juta batang tanaman mangrove.
Menteri LHK sangat mendukung upaya penanaman mangrove ini mengingat fungsi penting mangrove sebagai penahan gelombang termasuk tsunami, penyerap polutan, mencegah interusi air laut, pemijah tempat berkembang biak aneka biota laut, penyedia plankton, penyimpan karbon dan manfaat produktif lainnya secara selektif.
Siti Nurbaya juga mengatakan, mangrove saat ini menjadi perhatian dunia selain gambut. Dalam pembahasan internasional masalah mangrove mengemuka karena fingsinya yang sangat penting.
“Kita memang masih ada masalah dalam hal mangrove selain perambahan yang masih terus terjadi. Tentang hal ini KLHK sedang menyiapkan aturannya, karena kita harus menjaga mangrove kita dan tidak boleh dieksploitasi sehingga merusak ekosistem mangrove yang sangat penting itu ,” kata Siti. (kh)